Tips Berkendara Aman dan Nyaman Bagi Remaja

Sabtu, 29 Agustus 2015 | 00:00:03 WIB

Metroterkini.com - Berkendara yang aman dan nyaman bagi diri sendiri tak sekadar memerlukan keterampilan pengemudi berikut kesiapan kondisi kendaraan.

Faktor kesiapan mental dan memahami posisi yang benar di balik kemudi ternyata juga sangat menentukan, padahal dua faktor ini kerap diabaikan para remaja yang saban hari telah mengemudikan kendaraan. 

"Oleh karena pentingnya kesiapan mental itu, maka aturan menetapkan bahwa yang berhak mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) haruslah mereka yang telah berusia minimal 17 tahun," tutur Rally Marina, seorang pereli nasional yang didaulat PT Suzuki Indomobil Sales (PT SIS) untuk memberi wawasan dan menggugah kesadaran para remaja dalam berkendara, di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show. (GIIAS) 2015, di ICE-Serpong, Tangerang.

Penetapan umur minimal 17 tahun itu bukan semata-mata karena umur itu dinilai seseorang telah mengalami akil balik, namun lebih kepada proses biologis dimana kematangan mental mulai tumbuh. 

"Mereka tak lagi egois, memiliki rasa tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain. Meski begitu, kesadaran dan pemahaman cara berkendara yang benar harus ditumbuhkan," papar Marina. 

Lantas apa saja yang perlu diperhatikan? Pertama tentu saja pengendalian emosi. Jangan sesekali terpancing emosi ketika pengendara kendaraan lain mulai melakukan tindakan yang tergolong provokatif. 

"Pahami bahwa semua akibat tindakan yang dilakukan sesorang bisa berkibat pada diri sendiri dan orang lain. Ingat, orang lain juga butuh keamanan dan kenyamanan berkendara. Mereka juga berhak atas jalanan, apa yang kita lakukan di jalan bukan hanya bagi kita tapi juga orang lain. Karena itu kendalikan emosi dan fokus memperhatikan lingkungan sekitar," ucap Marina dilansir Detik.

Kedua, lakukan persiapan diri dan kendaraan. Persiapan kendaraan apakah layak jalan atau tidak, mengecek air radiator, lampu, rem, dan rem bisa dilakukan harian maupun bulanan. 

Sedangkan persiapan diri, bisa mengukur diri sendiri apakah kelelahan atau tidak, mengantuk, mood baik atau tidak. "Jika mood tidak baik, sebaiknya tak menyetir," ujarnya. 

Ketiga, cara dan posisi menyetir yang baik. Sebaiknya tidak terlalu tegak dan juga tidak terlalu rebah. Pastikan sudut antara kemiringan badan 100 -110 derajat. Jika terlalu rebah, maka akan pegangan tangan ke setir juga tak kuat jika dibutuhkan reflek saat harus bermanuver secara tiba-tiba.

Sebaliknya, jika terlalu tegak, apalagi tubuh dekat dengan setir juga tak baik. Soalnya, tidak ada keleluasan bagi tangan untuk melakukan gerakan cepat jika harus melakukan manuver khusus di saat darurat. Selain itu posisi tangan juga harus pas.

Genggaman tangan kiri harus berada tepat di posisi angka 9 pada jam, sedangkan tangan kanan berada di angka 3. Dengan begitu manuver akan bisa dilakukan secara tepat dan cengkeraman tangan kuat. Bahkan, jika harus memutar setir dengan derajat putaran maksimal pun bisa dilakukan lebih sempurna.[dtk]

Terkini