Metroterkini.com - Mudik dengan sepeda motor masih menjadi pilihan bagi banyak kalangan masyarakat. Meskipun berdasarkan data yang dirilis setiap tahun oleh Kepolisian Republik Indonesia menyatakan hal yang sama bahwa sekitar 70% dari kecelakaan pada masa mudik melibatkan sepedamotor, masyarakat terkesan menutup matater hadap hal tersebut.
Mudik menggunakan sepedamotor dirasakan lebih efisien dari sisi waktu dan juga biaya padahal hingga H-4 Lebaran tahun 2015 ini, sudah tercatat 723 kecelakaan, dengan korban meninggal dunia 152 orang berdasarkan data Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) POLRI. Kementerian Perhubungan memperkirakan tahun ini akan ada dua juta sepeda motor yang digunaka nuntuk mudik, meningkat 8% dari tahun lalu.
Korlantas Mabes Polri menyebutkan bahwa pada tahun 2013 rasio per 10.000 sepeda motor sebanyak 25 mengalami kecelakaan lalulintas jalan. Bila dibandingkan dengan periode sama tahun 2012, terjadi penurunan cukup signifikan mengingat tahun itu rasio setiap 10.000 sepeda motor sebanyak 47 terlibat dalam kecelakaan.
Carmudi, platform jual beli kendaraan terdepan di Indonesia, dalam diskusi dengan para ahli mempertegas fakta tersebut. Mudik menggunakan sepedamotor sarat dengan bahaya terlibat kecelakaan lalu lintas dan riskan terkena dampak buruk bagi kesehatan.
“Tidak semua sepedamotor di desain untuk menempuh jarak jauh. Kebanyakan sepedamotor yang digunakan masyarakat sebenarnya adalah moda transportasi dalam kota untuk jarak dekat. Jadi, dari sisi peruntukannya, tidak disarankan untuk mudik antar kota, bahkan antar provinsi menggunakan sepedamotor karena secara ergonomis tidak didesain untuk berkendara jarak jauh. Sepeda motor lebih ringkih danberisiko.” jelas Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi KeselamatanJalan (JarakAman) kepada Carmudi dalam rilisnya, Rabu (15/7) .
Edo juga menegaskan pentingnya mengenali keterbatasan tubuh ketika berkendara motor. “Disarankan setiap 3 jam berkendara sepedamotor, kitab eristirahat selama 15 menit atau 30 menit. Hal ini berkaitan dengan menurunnya reaksi pengendara sepedamotor menghindari rintangan di jalanraya karena kelelahan otot mata dan tubuh”, tambahnyalagi.
Masalah yang seringterjadi, pengendara sepedamotor sering abai terhadapbatasanwaktuberkendaraini, diperparah lagi dengan rendahnya kesadaran dan pemahaman berkendara yang baik dana mamemicu tingginya angka kecelakaan lalin yang melibatkansepedamotor.
Dilihat dari sisi kesehatan, mudik dengan sepedamotor juga banyak memberikan dampak buruk. “Mengendarai sepedamotor jarak jauh dengan duduk berjam-jam dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh, meningkatkan kadar gula darah karena menghadapi stres di jalanan. Belum lagi ditambah dengan keluhan nyeri leher dan tulang punggung bagian bawah atau low back pain karena kelelahan. Keadaan jalan berlubang dan tidak rata meningkatkan risiko terjadinya penekanan pada struktur tulang dan saraf yang akan menyebabkan nyeri hebat”, jelas dr. EkoSuryo, Sp.S, dokterspesialissaraf alumni Universitas Gajah Mada kepada Carmudi.
dr. EkoSuryo, Sp.Smenyarankan pemudik untuk sebisa mungkin tidak menggunakan sepedamotor untuk mudik jarakjauh karena membahayakan kesehatan dan juga rentan terlibat kecelakaan.
“Dibandingkan menggunakan sepedamotor, lebih baik masyarakat menggunakan kereta api, mobil, atau bus untuk meminimalisir kemungkinan kecelakaan lalin. Masyarakat dapat memanfaatkan berbagaifasilitas yang diberikan pemerintah maupun swasta untuk mudik gratis dibandingkan mudik menggunakan sepedamotor, sertame manfaatkan fasilitas ruang istirahat yang banyak disediakan di sepanjang perjalanan sehingga tubuh lebih bugar ketika berkumpul bersama keluarga”, ujar Eko.
"Apabila pun sepedamotor diperlukan, lebih baik sepeda motor dikirimkan melalui kapal laut atau kereta api saja. Hal ini karena terbukti dari data kecelakaan dari tahun ke tahun mudik dengan sepeda motor sebenarnya lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaatnya”, tambahnya kemudian. [**rls]