Metroterkini.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap pembalut berbahaya yang saat ini sedang menjadi perbincangan hangat. Meski belum bisa melakukan penarikan terhadap barang tersebut karena terkendala surat resmi dari pusat, namun Disperindag meminta masyarakat untuk waspada.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba H Sulaiman mengatakan bahwa pihaknya sampai saat ini belum bisa melakukan tindakan penarikan pembalut yang diklaim berbahaya oleh YLKI.
"Kita bukan meragukan pernyataan YLKI. Tapi memang kita belum punya landasan kuat untuk melakukan penarikan barang tersebut. Nanti kita tarik tapi ternyata malah tidak benar kan jadi masalah di belakang hari," ujar Irba.
Lebih lanjut Irba mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan koordinasi dengan Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen untuk memastikam apakah pernyataan YLKI ini bisa dijadikan patokan untuk melakukan penarikan produk.
"Kita masih menunggu surat itu keluar, kalau nanti suratnya udah keluar kan dalam melakukan penindakan pun kita ada landasan. Kita berharap surat itu segera keluar bahkan kalau bisa sebelum lebaran sehingga masyarakat tidak resah berkepanjangan," ungkapnya.
Lebih lanjut Irba juga menjelaskan tak hanya permasalahan pembalut berbahaya saja yang saat ini menjadi aduan masyarakat kepada pihaknya, namun juga terkait isi produk seperti shampo ataupun sabun cair yang menyatakan isian jumlah kandungan apakah sesuai dengan isinya.
"Itukan gak jelas berapa isian kandungannya, karena memang kita belum ada alatnya. Oleh karena itu saat ini kita telah mengajukan alat tersebut di APBDP. Untuk berapa anggaran yang kita ajukan untuk itu kita secara pasti tidak tahu berapa jumlah pastinya karena itu digabungkan dengan alat-alat lain seperti alat pengukur kadar emas," pungkasnya.
Seperti diberitakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menemukan kandungan klorin atau zat pemutih pada 9 merek pembalut dan 7 merek pantyliner yang beredar di pasaran.
Dalam uji sampel yang dilakukan pada Januari hingga Maret 2015 ini, peneliti YLKI menemukan kandungan klorin tertinggi yakni 54.73 ppm pada pembalut merek CHARM. Sementara pada pantyliner kandungan klorin tertinggi ditemukan pada merek V Class yang diproduksi PT Softex Indonesia, yakni sebesar 14.68 ppm. [**hms]