Metroterkini - Banyak orang pastinya sudah banyak yang kenal dengan sosok H Fauzi Hasan,Cawabup Meranti yang maju di Pilkada tahun ini berpasangan dengan Cabup H Masrul Kasmy,Hanya saja semua orang juga ingin kenal lebih dekat dengan beliau ini.
Untuk mengenal lebih dekat siapa sebenarnya sosok H Fauzi Hasan mari pembaca kita simak penuturan Agus Suliadi mantan ketua KPUD Kepulauan Meranti dua periode ini.
Saya tidak pernah berkawan dekat dengan beliau(Fauzi Hasan) selama ini, beberapa cerita tentang beliau hanya cerita berantai dan bersambung dari orang keorang katanya.
Dan yang saya ketahui,Bahwa Fauzi Hasan itu adalah lulusan perguruan tinggi fakultas ekonomi disalah satu universitas di Yogyakarta, saya baru mengetahuinya,Karena kebetulan ada satu orang kawan sekamar Fauzi hasan waktu kuliah di Yogya.
Dia adalah Abang sepupu saya,dan cerita banyak tentang Fauzi Hasan semasa kuliah dulu, dan Abang sepupu saya itu sudah pula almarhum sekitar 4 tahun lalu.Tuturnya.
Cerita selanjutnya, tentang sosok Fauzi Hasan ini saya dapat dari seorang teman saya bernama Amran, menurutnya Fauzi hasan adalah pendiri sekaligus ketua Koperasi Pinang Masak di Tanjung Samak di era tahun 90an kala itu Meranti masih bagian dari Kabipaten Bengkalis.
Koperasi ini bergerak dibidang penyaluran tenaga Kerja ke luar negeri khusus nya ke Malaysia, kala itu Tanjung Samak menjadi pintu Gerbang bagi para TKI yang bekerja keluar negeri, baik itu warga lokal maupun pencari kerja yang berasal dari propinsi lain termasuk pulau Jawa.
Dalam kesempatan lain sempat juga Fauzi Hasan bercerita kepada saya, bagaimana sulitnya menerobos kementerian tenaga kerja saat itu, sampai ia mendapatkan izin sebagai penyalur tenaga kerja resmi untuk luar negeri ketika itu.
Karena saat itu Malaysia sedang butuh tenaga kerja sedangkan usia produktif kita saat itu banyak yang pengangguran, hanya persoalan perizinan dan birokrasi,alhamdulillah upayanya itu berhasil di raihnya.
Dalam cerita lain lagi dan kalau di bidang ini namanya sangat familier,Karena Fauzi Hasan ini pernah mengadakan turnamen olahraga sepak Takraw se tingkat Asia tenggara dengan mengundang para atlit dari Malaysia, Singapore, Thailand, Brunei dan pelaksanaanya sendiri di adakan di Tanjung Samak tempat Fauzi tinggal.
Bayangkan saja tournamen sekelas Asia tenggara ini bikin Syamsurizal (bupati Bengkalis saat itu) geleng-geleng kepala kata Fauzi.
Bagaimana tidak, Tanjung Samak ketika itu masih kampung jauh dari kata memadai untuk dilakukan turnamen kelas Asia tenggara, maaf kata untuk kelas propinsi dan kabupaten saja belum sanggup.
Apa yang ada pikiran Fauzi ketika itu, dengan segala keterbatasan itu lah dunia luar dapat melihat ketertinggalan kita, kalau untuk fasilitas mewah pasti para atlit luar negara itu sudah terbiasa tapi jika mereka menginjak tanah yang berdebu dan tanah redang pasti suatu keunikan bagi mereka, dan pasti akan menjadi tamparan hebat bagi pemerintah kabupaten Bengkalis saat itu.
Karena sebagai kabupaten nomor dua terkaya di Indonesia pasti merasa malu dengan keadaan daerahnya, dan ini terbukti dalam waktu singkat pemerintah Bengkalis membantu menyiapkan sarana prasarana untuk para atlit yang datang dengan memperbaiki infrastruktur dan fasilitas kamar mandi/WC rumah penduduk tempat para atlit diinapkan karena Tanjung Samak kan tidak punya hotel.
Akhirnya mau tidak mau karena khawatir memalukan daerah, karena warga Tanjung Samak saat itu masih mangandalkan Parit besar didepan rumah mereka sebagai tempat MCK nya, Dalam momen tersebutlah Fauzi mengajak bupati Syamsurizal untuk meninjau Tasik Air Putih yang terletak di salah satu desa di Tanjung Samak dengan harapan Bupati berkenan menyetujui rencana yang ada dalam pikirannya untuk menjadikan Tasik air putih sebagai sumber air masyarakat dengan membantu segala peralatan yang dianggarkan melalui APBD.
bBak gayung bersambut harapan Fauzi mendapat respon baik dari Bupati yang akhirnya terwujud sarana air bersih untuk warga Tanjung Samak sampai saat ini,
Dari cerita ini Fauzi memang seorang yang punya gagasan-gagasan besar ketika itu,Dan itu menjadi kenyataan,
Itu cerita masa lalu seorang Fauzi Hasan.
Akhir-akhir ini kami sering berbincang dan berdiskusi terkait daerah, baik itu terkait ekonomi masyarakat maupun bantuan pusat (jakarta) terhadap daerah,
"Semua nya itu tergantung keberanian dan kemampuan loby pak" kata Fauzi dalam satu diskusi kami sambil ngopi.
Tentunya harus didukung oleh koneksi kita ke pusat, Insyaallah teman-teman di DPRI dan kementerian dari partai kami (PAN maksudnya) masih mendominasi, dan kami berkomunikasi sangat baik dengan mereka dan Insyaallah ini adalah peluang bagi kita untuk memperjuangkan bantuan (prioritas) untuk kita sebagai daerah yang masuk katagori pulau terluar dan tertinggal.
kita sampaikan potografi daerah kita agar pemerintah pusat itu paham terhadap hal yang sedang kita hadapi, saya rasa pemerintah pusat itu tidak ada keberatan sejauh proposal yang kita ajukan itu rasional dan masuk akal, tentunya dengan segala argumen yang dilengkapi dengan tinjauan Akademisnya.
Dan jika saya dan pak Haji Masrul Kasmy diberi kesempatan memimpin Meranti kedepan saya sudah mempersiapkan pola dan rencana untuk menerobos pemerintah pusat untuk Kemajuan kampung kita ini,
saya hanya mengangguk dan mantap wajahnya sambil menghubung-hubungkan gagasan dan terobosan yang telah dilakukan Fauzi pada masa lalu dengan rencananya dimasa yang akan datang,
Dalam pikiran saya diera tahun 90 an yang saat itu Fauzi yang bukan siapa-siapa saja ia berani menerobos menteri tenaga kerja saat itu untuk mengurus perizinan penyaluran tenaga kerja keluar negeri secara resmi dan mengadakan turnamen takraw selevel Asia tenggara.
Tentu beliau akan lebih berani ketika menghadap pemerintah pusat atas nama selaku pimpinan daerah (wakil Bupati) ditambah dengan kekuatan beliau sebagai ketua partai DPD PAN Kepulauan Meranti yang tentunya bisa bersinergi dengan kader PAN yang di DPR-RI dan kementerian,Sungguh ekspektasi yang masuk akal. [Def]