Metroterkini.com - Risiko kematian, rawat inap, dan dampak serius akibat Covid-19 bisa muncul saat seseorang mengalami reinfeksi. Studi menemukan, gejala yang muncul saat reinfeksi akan lebih parah dibandingkan infeksi pertama.
"Reinfeksi Covid-19 meningkatkan risiko [gejala] akut dan jangka panjang," ujar pemimpin studi, dr Ziyad Al-Aly dari Fakultas Kedokteran Washington University, Amerika Serikat, melansir Reuters.
Tingkat keparahan reinfeksi Covid-19 berlaku bagi semua status vaksinasi. Baik mereka yang belum vaksinasi, dua dosis vaksin, hingga booster.
Temuan diambil dari data Departemen Urusan Veteran (VA) AS yang dikumpulkan sejak 1 Maret 2020 hingga 6 April 2022. Studi mengikutsertakan data dari 443.588 pasien dengan satu kali infeksi SARS-CoV-2, 40.947 dengan reinfeksi, dan 5,4 juta individu yang tidak pernah terinfeksi.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine pada Kamis (10/11) ini menemukan bahwa pasien yang mengalami reinfeksi memiliki risiko kematian dua kali lipat lebih tinggi daripada mereka yang hanya sekali terinfeksi.
Tak cuma itu, mereka juga ditemukan memiliki risiko rawat inap tiga kali lipat lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami reinfeksi.
Selain itu, kelompok reinfeksi juga ditemukan memiliki risiko tinggi mengalami masalah pada paru-paru, jantung, darah, ginjal, diabetes, kesehatan mental, tulang dan otot, serta gangguan neurologis.
"Bahkan seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi sekaligus mengalami reinfeksi sebelumnya pun masih rentan terhadap dampak buruk reinfeksi ini," ujar Al-Aly. Kelompok ini sebelumnya dianggap memiliki antibodi ganda terhadap SARS-CoV-2 akibat vaksin dan infeksi sebelumnya.
Namun, ahli imunologi John Moore memberikan catatan bahwa sampel penelitian yang hanya fokus pada VA tidak mencerminkan populasi umum.
"Pasien di fasilitas kesehatan VA umumnya lebih tua, sering sakit-sakitan, atau kelompok yang memiliki komplikasi kesehatan," ujar Moore. [**]