BRIN : Posisi Hilal Belum Penuhi Kriteria Awal Ramadan

BRIN : Posisi Hilal Belum Penuhi Kriteria Awal Ramadan

Metroterkini.com - Peneliti Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan posisi hilal belum memenuhi kriteria Ramadan 1443 Hijriah. Pasalnya hilal baru nampak berada di posisi ketinggian 1 derajat di Jakarta dan 2 derajat di wilayah Jawa dan Sumatera. 

Jika mengacu pada kriteria Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), posisi itu belum dapat masuk kriteria bulan Ramadan. 

"Peta Hilal 1443 Hijriah (kalau menggunakan) kriteria lama hanya Jawa dan Sumatera (yang memenuhi). (Aturan baru) sekarang tinggi (hilal) minimal 3 derajat, belum memenuhi kriteria,” tutur Thomas dalam seminar pemantauan hilal penetapan 1 Ramadan 1443 Hijriah. 

Thomas menjelaskan berdasarkan kriteria MABIMS, posisi bulan setidaknya berada di 3 derajat hingga elongasi 6,4 derajat. 

"Kalau gunakan kriteria baru, Indonesia jauh dari kriteria MABIMS, yang artinya di Indonesia hilal terlalu rendah, dan tidak mungkin untuk terlihat hilal,” papar dia. 

Adapun hilal merupakan fase bulan sabit yang muncul setelah bulan baru. Hilal hanya muncul pasca matahari terbenam atau pada sekitaran maghrib. Sebab intensitas cahayanya rendah, ukurannya tipis, dan kerap tertutup cahaya matahari. 

Untuk menentukan dimulainya bulan Ramadhan tahun ini, Kemenag melakukan pemantauan hilal di 101 wilayah Indonesia. 

Kemenag memiliki keputusan yang berbeda dengan Muhammadiyah soal penentuan dimulainya bulan Ramadhan. 
Sebab Kemenag menggunakan aturan baru berdasarkan kriteria MABIMS yang telah disepakat 2021 lalu. [**]

Berita Lainnya

Index