Polres Bengkalis Diminta Usut Dalang Premanisme di Pambang Pesisir

Polres Bengkalis Diminta Usut Dalang Premanisme di Pambang Pesisir
Penahan tebing di pantai desa Pambang Pesisir Kecamatan Bantan Bengklis

Metroterkini.com - Sekjend Solidaritas Pers Indonesia (SPI), menyayangkan terjadinya kekerasan terhadap tiga wartawan saat meliput kegiatan proyek pengaman pantai Pulau Terluar di Desa Pambang Pesisir Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, Minggu (08/08/21) lalu. 

Ia pun meminta aparat kepolisian setempat dan Polda Riau menangkap pelaku, dan otak intelektual dibalik penyerangan itu diusut hingga mendapat hukuman yang setimpal, 

"Agar kasus serupa maupun teror lainnya terhadap wartawan tak terulang di masa-masa mendatang disana dan didaerah lain juga," kata B Anas, Sekjend Solidaritas Pers Indonesia (SPI), Kamis (12/08/2021) di Pekanbaru.

Ke tiga nama wartawan yang mengalami kekerasan ancaman menggunakan sebilah parang tersebut, Zul Azmi, Sofyan dan Mulyadi. Sofyan bersama dua rekannya telah melaporkan kejadian yang dialami ke Kepolisian Resor Bengkalis Provinsi Riau. Laporan tersebut dibenarkan Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan ketika dikonfirmasi Wartawan melalui Kasat Reskrim AKP Meki Wahyudi.

"Memang benar, laporan dari kawan-kawan wartawan atas pengancaman tersebut sudah dibuat laporannya," kata AKP Meki Wahyudi.

Sebelumnya, dilaporkan ada tiga wartawan yang sedang bertugas di Bengkalis diserang oleh salah seorang warga menggunakan parang saat melakukan tugas peliputan terhadap proyek pengaman pantai Pulau Terluar di Desa Pambang Pesisir Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, Minggu (08/08/21) lalu.

Dimana dalam proses pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh perusahaan PT. Paku Bangun Jaya itu di lapangan diduga ada yang janggal yang berpotensi tidak sesuai kontrak kerja dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

"Iya benar. Kami bertiga diserang oleh pekerja bernama Is menggunakan parang dan nyaris terkena sabetan ketika melakukan liputan terhadap pekerjaan proyek pengaman pantai disana. Kasus yang kami alami tersebut sudah kami lapor ke Polres Bengkalis," ujar Mulyadi saat ditanya wartawan.

Kejadian itu berawal ketika ia bersama dua rekannya wartawan sampai di lokasi sekitar pukul 12.00 Wib, yang sebelumnya telah menginformasikan kepihak Kepala Desa Pambang Pesisir.

"Saat Kami sampai di lokasi, kami melakukan pemantauan dan mengambil dokumentasi atas hasil pekerjaan kegiatan milik Pemprov Riau itu. Celakanya, tidak berselang lama datang yang namanya Ishak langsung melontarkan kata-kata yang bernada tinggi terhadap kami yang sedang melakukan peliputan," sebut Mulyadi.

Setelah itu, mereka mencoba menemui pengawas lapangan bernama Agus Salim untuk wawancara. Karena Sofyan (wartawan), sudah menghubungi Agus Salim (pengawas) untuk datang kerumahnya.

"Ternyata Agus Salim ketika Kami datang kerumahnya tidak muncul. Ketika  dipanggil beberapa kali, akhirnya yang datang salah seorang warga bernama Anwar mengatakan bahwa Agus Salim tidak berada di rumah," jelas Mulyadi.

Sambung Mulyadi, tak berselang lama, Ishak muncul di depan rumah Agus Salim dengan membawa sebilah parang dan langsung mengayunkannya ke arahnya.

"Saya merasa terancam dan pindah duduk ke arah motor. Kemudian Ishak menghampiri Sofyan yang saat itu juga sedang duduk diatas motor dan langsung mengayunkan parangnya ke arah Sofyan. Namun aksi tebasan tersebut cepat dielak Sofyan dan hanya mengenai motor dan tas yang berada di stang sepeda motor," tambah Mulyadi.

Karena melihat tebasan tersebut, Sofyan langsung meloncat dari motor namun Ishak tetap mengejar Sofyan dengan mengayunkan parangnya. Sehingga Sofian meminta agar tidak melakukan aksi brutalnya itu.

Setelah mendengar adanya keributan, Agus Salim pun langsung keluar dari dalam rumahnya dan mencoba melerai dan meminta korban untuk segera pergi dari pekarangan rumahnya.

"Kami menduga Agus Salim sengaja tidak keluar ketika panggil, karena saat kejadian tiba-tiba ia muncul keluar dan melerai Ishak yang brutal mengayunkan parang kepada rekan kami," tambah Mulyadi.

Informasi yang diterima redaksi Kamis (12/08/2021), setelah peristiwa brutal terhadap tiga jurnalis (korban) di daerah Kabupaten Bengkalis tersebut telah dilaporkan ke polisi dan dikabarkan pelaku telah menyembunyikan diri ke tempat lain.

"Iya Bang. Ishak itu dalam dua hari dan tiga hari sama hari ini tak pernah terlihat lagi. Karena minggu kemaren, dia di kampung sini heboh ada mau bunuh wartawan pakai parang," kata salah seorang warga Desa Pambang Pesisir Kecamatan Bantan, Bengkalis yang dihubungi wartawan. [**]

Berita Lainnya

Index