Negara dengan Koneksi 5G Paling Kencang Sejagat

Negara dengan Koneksi 5G Paling Kencang Sejagat

Metroterkini.com - Jaringan 5G komersial di Indonesia baru digelar dalam sebulan terakhir. Tapi di beberapa negara, jaringan generasi kelima ini sudah tersedia selama bertahun-tahun dan kecepatannya pun makin ngebut.

Penyedia layanan pengecekan kecepatan internet SpeedCheck belum lama ini merilis daftar 20 negara yang memiliki jaringan 5G paling kencang. Mereka menyusun daftar ini dengan melihat rata-rata kecepatan download menggunakan 5G di masing-masing negara.

Posisi pertama ternyata dipegang oleh Korea Selatan dengan kecepatan download rata-rata 449,31 Mbps. Korea Selatan juga merupakan salah satu negara pertama yang menggulirkan 5G komersial.

Kecepatan download di Korea Selatan jauh meninggalkan negara-negara lainnya. Di posisi kedua ada Taiwan dengan kecepatan download rata-rata 135,36 Mbps.

Posisi selanjutnya diisi oleh Inggris (126,49 Mbps), Jepang (124,25 Mbps), Jerman (120,69 Mbps), Austria (120,24 Mbps), dan Swiss (99,06 Mbps). Hasil ini ditemukan melalui tes kecepatan yang dilakukan pada Februari dan Maret 2021.

Menariknya, Amerika Serikat yang juga termasuk salah satu negara yang mengadopsi 5G paling awal tidak masuk dalam peringkat 10 besar. Kecepatan download 5G di AS mencapai 43,4 Mbps, atau 10 kali lebih lambat ketimbang kecepatan di Korea Selatan, seperti dikutip dari blog SpeedCheck, Rabu (7/7/2021).

Laporan ini juga membandingkan harga paket internet 5G di Korea Selatan dan AS. SpeedCheck menemukan pengguna 5G di AS membayar sekitar USD 1,5 per GB, sementara pengguna di Korea Selatan membayar USD 2,3 per GB.

Meski pengguna 5G di Korea Selatan harus membayar lebih mahal, mereka mendapatkan jaringan yang jauh lebih cepat. Harga paket internet 5G di Korea Selatan sendiri mulai dari 89.000 Won (Rp 1,1 juta) per bulan.

Selain unggul soal kecepatan, SpeedCheck juga menemukan penetrasi 5G di Korea Selatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan AS. Mereka mencatat penetrasi 5G di Korea Selatan lebih dari 20% dalam tiga tahun, sementara di AS kurang dari 10%. [**]

Berita Lainnya

Index