Metroterkini.com - Sperma tikus yang dibekukan dan dikeringkan di stasiun antariksa International Space Station (ISS) selama 6 tahun ternyata tidak mengalami kerusakan DNA dan bisa tetap menjadi sarana berkembang biak yang sehat. Demikian disebutkan dalam studi baru yang dimuat di jurnal Science Advances.
Penemuan ini menjadi wawasan baru tentang apakah mamalia termasuk juga manusia bisa bereproduksi di antariksa. Riset ini menyimpulkan bahwa sel sperma mamalia bisa disimpan di ISS sampai sekitar 200 tahun lamanya.
Seperti dikutip detikINET dari Live Science, hal itu merupakan kabar baik karena radiasi yang merusak DNA di ISS 100 kali lebih kuat dibandingkan di Bumi. Di luar ISS yang terlindungi medan magnet Bumi, radiasinya lebih kuat lagi.
"Penting untuk memeriksa efek radiasi antariksa tidak hanya bagi organisme hidup tapi juga untuk generasi masa depan sebelum zaman antariksa dimulai," sebut tim peneliti.
Jika sperma manusia sama baiknya, maka jika suatu saat nanti Bumi makin sulit ditinggali, misalnya karena ganasnya perubahan iklim, masih bisa bereproduksi di koloni luar angkasa.
Para periset asal Jepang ini menemukan metode baru dengan 'mengeringkan' sperma di temperatur ruangan. Sampel sperma tikus ini kemudian bisa dikirim ke ISS tanpa harus memakai freezer. Sampel itu tiba di ISS pada 2013 dan disimpan di sana dalam suhu minus 95 derajat Celcius.
Setelah 9 bulan berlalu, periset menemukan sedikit kerusakan DNA di sperma itu, namun tetap bisa untuk melahirkan. Mereka memeriksanya lagi berulangkali dan juga dikirim kembali dalam jangka waktu 5 tahun 9 bulan lamanya.
Total 168 keturunan bisa dihasilkan dari sperma di antariksa itu di mana semuanya tampak normal, tidak ada cacat. "Bisa secara kasar diprediksi bahwa sperma kering yang dibekukan bisa disimpan di ISS sampai lebih dari 200 tahun," sebut mereka. [**]