Metroterkini.com - Kasus harian virus Corona di India terus mencatat rekor tertinggi di dunia. Dengan penambahan kasus yang bisa lebih dari tiga ratus ribu setiap hari, mayat-mayat bergelimpangan karena orang-orang tidak bisa mendapat perawatan yang dibutuhkan akibat rumah sakit penuh.
Mengapa kasus di India begitu parah? Berbagai pakar berpendapat ini terjadi karena dua hal. Pertama adalah kelalaian terhadap protokol kesehatan karena terlena dengan situasi yang sempat membaik, dan kedua adalah karena kemunculan varian baru yang bersifat lebih mudah menular.
Salah satu yang jadi perhatian adalah varian B1617. Ini adalah varian lokal India yang memiliki dua mutasi kunci.
Berikut fakta-fakta varian Corona B1617 India yang dikutip dari berbagai sumber:
1. Mutan ganda
Varian B1617 mengundang perhatian ketika terungkap memiliki dua mutasi penting yaitu E484Q dan L452R. Kedua mutasi ini diamati ada pada varian lain, misalnya mutasi mirip E484Q pada varian dari Afrika Selatan dan Brasil serta mutasi L452R pada varian di Amerika Serikat.
E484Q dan L452R diduga peneliti yang menjadi kunci kemampuan varian-varian tersebut lebih mudah menginfeksi.
B1617 jadi varian pertama yang terungkap memiliki dua mutasi kunci E484Q dan L452R secara bersamaan. Oleh karena itu, ia disebut juga sebagai varian mutan ganda.
2. Terdeteksi di Singapura
Varian B1617 pada bulan Maret lalu dilaporkan Kementerian Kesehatan India terdeteksi di 20 persen sampel Provinsi Maharashtra. Sejak saat itu penyebarannya diprediksi semakin meluas, terbukti dengan beberapa negara ikut melaporkannya mulai dari Inggris, Kanada, Australia, bahkan Singapura.
3. Pengaruhi efektivitas vaksin
Imunolog Dr Alain Lamarre dari Institut national de la recherche scientifique (INRS), Kanada, mengatakan mutasi kunci yang dimiliki B1617 berkaitan dengan respons antibodi yang lebih buruk. Ini artinya kemungkinan antibodi yang dikembangkan berkat vaksin saat ini jadi berkurang efektivitasnya.
Hanya saja ahli mengingatkan ini masih perlu bukti lebih jauh. Vaksin tetap disarankan karena meski tidak bisa seratus persen mencegah infeksi, setidaknya mengurangi angka orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan kematian. [**]