Metroterkini.com - Sejumlah penelitian telah mengulas soal daya tahan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) di berbagai permukaan, misalnya kardus dan baja. Namun sebuah laporan terbaru dari Lancet mengungkapkan virus ini juga bisa bertahan hingga tujuh hari pada masker yang terkontaminasi.
Menjadi alat penyaring saluran pernapasan membuat masker wajah tak luput dari pendaratan 'benda-benda asing'. Baik berupa virus ataupun mikroorganisme lain.
Meski fungsi masker sebagai pelindung, bagaimanapun virus tetap dapat menempel dan bertahan di permukaannya. Virus ini dibawa oleh droplet atau tetesan liur dari batuk ataupun bersin orang yang terinfeksi.
Sejauh ini, kain yang merupakan bahan utama dari masker wajah rupanya bisa menjadi 'tempat berlindung' virus hingga sepekan.
"Yang mengejutkan, virus yang mempunyai kemampuan menginfeksi masih terdeteksi pada lapisan terluar masker bedah hingga hari ke-tujuh," tulis peneliti dalam jurnal yang dipublikasikan Lancet tersebut.
Saat ini orang dianjurkan untuk menggunakan masker saat keluar rumah guna mencegah penularan virus penyebab Covid-19. Namun seiring dengan langkanya masker medis atau masker N95 maka penggunaan masker kain pun muncul sebagai alternatif.
Beberapa orang mencoba membuat masker kain dari bahan pakaian. Ada juga yang membuat dari sapi tangan hingga bahan kaos. Apapun itu, faktanya pelbagai permukaan tersebut menyimpan kemungkinan dijadikan tempat menempel virus.
Untuk menyiasati hal tersebut, yang umum dilakukan sebagian orang adalah segera membuangnya atau mencuci dengan detergen. Tapi perlu diingat, hindari juga menyentuh bagian luar masker--yang merupakan tempat berkumpulnya mikroorganisme.
Itu sebab, pengguna masker penting untuk menerapkan dan mempraktikkan cara melepas masker dengan benar. Selanjutnya, Anda juga wajib mencuci tangan dengan air dan sabun untuk mengurangi kemungkinan tertular atau bahkan menularkan virus.
"Inilah mengapa sangat penting untuk tak menyentuh bagian luar saat Anda menggunakan masker bedah. Karena Anda akan mencemari tangan Anda dan lalu jika kemudian Anda menyentuh mata maka virus itu akan berpindah ke mata Anda," jelas peneliti Malik Peiris kepada South China Morning Post. [cnn-met]