Metroterkini.com - Sejak pabrik baru PT Asia Pasific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci Pelalwan Riau, diresmikan Presiden Joko Widodo, telah banyak kritikan dari warga terkait bau tak sedap yang setiap hari dihirup warga Pangkalan Kerinci dan sekitarnya.
Bau tak sedap itu, sebenarnya sudah ada sejak PT RAPP berdiri di Pangkalan Kerinci. Apalagi saat ini ditambah lagi satu pabrik di lokasi yang sama yaitu PT Asia Pasific Rayon (APR). Tentu bukan malah hilang, tapi malah menambah beban penciuman tak sedap warga sekitar.
Untuk itu, tak heran jika sejumlah elemen di Pangkalan Kerinci Pelalawan Riau, protes hal itu termasuk massa yang mengatasnamakan Aliansi Menolak Bau Busuk (AMBB) yang menggelar aksi demo pada Sabtu, 14 Maret 2020 silam.
Dalam aksi tersebut, massa juga membawa peti mati sebagai simbol penolakan terhadap bau busuk yang bersumber dari perusahaan PT APR an PT APY milik PT APRIL group tersebut.
Massa menuntut agar perusahaan menuntaskan persoalan bau busuk dari pabrik APRIL group yaitu PT RAPP, PT APR dan APY yang diduga mengakibatkan pencemaran udara dan berdampak membahayakan kesehatan masyarakat.
Massa meminta kepada APRIL Group mempublikasikan kualitas udara kepada masyarakat umum setiap hari.
"Kami minta hadirkan orang yang berkompeten, yang bisa menjelaskan untuk langkah penuntasan bau busuk ini. kami hanya minta dihadirkan satu orang saja pun ngak apa-apa," ungkap Dedi Azwandi di Pangkalan Kerinci.
Selain itu, massa dari Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Pelalawan Bersatu (APMPB) juga menggelar demo di Pos 2 PT RAPP, Kecamatan Pengkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa 25 Februari 2020.
Massa menuntut untuk menuntaskan dampak yang timbul dari peresmian pabrik baru PT Asia Pasific Rayon (APR) anak PT RAPP atau APRIL Grup.
Menurut APMPB, dampak yang ditimbulkan itu sudah sangat meresahkan masyarakat Pelalawan, khususnya masyarakat Kecamatan Pangkalan Kerinci.
"Kami hanya meminta tuntaskan dan hilangkan bau busuk dari pabrik Pulp PT RAPP dan PT APR, serta tuntaskan dan hentikan juga zat kimia klorin dari produksi pabrik PT APR," ungkap Syariat selaku Korlap APMPB.
Salah satu warga Simpang Perak, Rika juga mengaku sudah puluhan tahun merasakan bau Busuk yang ditimbulkan dari pabruk pulp PT RAPP. "Pemda, Pemprov dan Pemerintah Pusat tak pernah peduli sama sekali. Seperti sudah mati hati nurani para pemanggku kepentingan di negeri ini," ungkapnya. [***]