Pesawat Ukraina Ditembak Akibat Human Error

Pesawat Ukraina Ditembak Akibat Human Error

Metroterkini.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyatakan insiden tertembaknya pesawat maskapai Ukraina, Ukraine International Airlines, dengan nomor penerbangan PS752 yang menewaskan 176 penumpang akibat faktor kesalahan manusia (human error). Namun, dia berjanji semua pihak yang bertanggung jawab bakal dihukum.

Pernyataan itu disampaikan Rouhani dalam percakapan telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

"Kami telah berbicara dengan presiden Iran dan dia menyampaikan bahwa insiden itu terjadi akibat kesalahan manusia, dan beliau menjanjikan seluruh pihak yang bertanggung jawab tidak akan bisa menghindar dari hukuman," kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko, dalam sebuah wawancara radio di Inggris, seperti dikutip CNN, Senin (13/1).

Prystaiko menyatakan dalam perbincangan tersebut, Zelensky dan Rouhani juga membicarakan soal dampak politik dan ganti rugi untuk keluarga korban. Dia menyatakan lima menteri luar negeri yang warganya menjadi korban dalam kejadian itu akan bertemu di Inggris dalam waktu dekat.

"Kami akan bertemu di London dalam dua hari ke depan, kami akan bekerja untuk seluruh warga negara kami secara individu dan kolektif, dan kami akan mempersiapkan langkah-langkah untuk menyeret pihak yang bertanggung jawab ke ranah hukum, serta membahas santunan bagi keluarga korban yang ditinggalkan," kata Prystaiko.

Juru Bicara Pemerintah Iran, Ali Rabiei, menyangkal mereka sempat mencoba menutupi fakta pesawat nahas tersebut jatuh akibat tertembak rudal. Bahkan menurut dia Rouhani baru mengetahui penyebab kejadian itu pada Jumat pekan lalu.

"Yang bisa saya sampaikan bahwa presiden sebagai kepala dewan pertahanan negara tidak mengetahui kejadian tersebut sampai Jumat sore pekan lalu," kata Rabiei.

Militer Iran menyatakan tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752. Mereka salah mengira bahwa pesawat tersebut akan melakukan serangan. Kejadian itu menewaskan seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 176 orang.

Saat itu situasi Iran dan Amerika Serikat sedang tegang setelah serangan yang menewaskan salah satu perwira tinggi militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani, meninggal di Bandara Baghdad, Irak. Iran lantas membombardir dua pangkalan militer AS di Irak.[**]

Berita Lainnya

Index