Komputer Kuantum, Masa Depan Teknologi yang Dahsyat

Komputer Kuantum, Masa Depan Teknologi yang Dahsyat

Metroterkini.com - Komputer kuantum punya kehebatan besar sehingga raksasa teknologi semacam Google dan Microsoft giat mengembangkannya. Bahkan akhir September silam, Google mengklaim telah mencapai apa yang disebut sebagai supremasi kuantum.

Pada intinya, komputer kuantum mampu melakukan penghitungan atau pemrosesan data yang luar biasa cepat, tidak dapat ditandingi komputer super yang ada saat ini. Nah, Google mengklaim telah mewujudkan pencapaian itu.

"Komputer kuantum hanya butuh waktu 3 menit kalkulasi dibandingkan 10 ribu tahun dengan superkomputer terbesar saat ini. Jadi, ada problem dunia butuh penyelesaian 10 ribu tahun sedangkan usia kita kan di bawah 100 tahun, dengan komputer kuantum itu bisa jauh lebih cepat," sebut Sandoko Kosen, DPhil dari Oxford University.

Berbincang dalam acara Big Questions Forum VI. Innovator 4.0 Indonesia, teknologi kuantum merupakan babak selanjutnya dari cabang ilmu fisika. Fisika kuantum yang merupakan bagian dari fisika modern mengamati material sampai level yang paling kecil, yaitu atom.

Penerapannya pada revolusi tahap pertama sudah dirasakan umat manusia, dari komputer dan ponsel, peralatan medis, sampai lampu LED hemat energi. Selanjutnya, sedang dikembangkan implementasi dalam bidang komputasi masa depan, komunikasi lebih aman ataupun optimasi berbagai sistem seperti logistik dan keuangan.

Saat ini, berbagai negara besar berlomba mengembangkan teknologi kuantum dengan dukungan dana besar. Sebut saja Amerika Serikat dengan anggaran USD 1,2 miliar, China USD 987 juta sampai Inggris dengan uang USD 1 miliar.

Lebih lanjut, Ferro Ferizka selaku Worldwide Senior Program Lead di Microsoft menyatakan perusahaan besar termasuk Microsoft sudah serius menyempurnakan teknologi kuantum.

"Arsitektur komputer sekarang adalah dengan transistor, baik itu desktop, smartphone sampai smartwatch. Tapi makin banyak transistor makin panas dan makin gede, maka transistor harus terus dikecilkan," sebutnya dalam kesempatan yang sama.

Masalahnya makin lama, transistor sudah tak bisa dikecilkan lagi karena telah mencapai batasnya. Maka, teknologi kuantum didapuk bakal menjadi penggantinya.

Berbagai manfaat komputer kuantum sebenarnya bisa diaplikasikan di Indonesia. Misalnya simulasi bencana, memetakan sumber air ataupun data kesehatan yang presisi. Sebut saja pemetaan kondisi kesehatan berdasarkan DNA, sehingga sudah bisa diperkirakan potensi penyakit yang mungkin menimpa garis keturunan.

Innovator 4.0 sendiri adalah gagasan dari Budiman Sudjatmiko. Politisi PDIP ini menilai sudah saatnya pembicaraan seputar teknologi menjadi mainstream, tidak hanya politik atau diskusi lain yang tidak penting.

Innovator 4.0 yang sudah lahir sejak tahun silam merupakan tempat berkumpulnya ahli dalam berbagai bidang, terutama para anak muda, baik di dalam maupun di luar negeri. Berbagai diskusi sudah dilangsungkan termasuk pernah digelar di Inggris.

Menurut Budiman, semangatnya antara lain terinspirasi oleh Budi Utomo yang pada zaman dahulu menjadi pencetus kebangkitan nasional. Indonesia tak boleh kalah dari negara seperti India dan terutama China, yang sekarang bersaing dengan Amerika Serikat di bidang teknologi.

"Tiongkok dan India pada revolusi 1 dan 2 hanya obyek jajahan, kemudian tahap ketiga kebangkitan komputer, India ke depan detik. Tahap keempat, Tiongkok di depan balapan dengan Amerika sampai perang dagang dan teknologi," cetusnya.

Ia pun menyambut baik pernyataan presiden Jokowi yang mampu menangkap gejala tersebut, antara lain dengan menyebutkan pejabat mungkin akan diganti dengan AI atau kecerdasan buatan. Di masa depan, teknologi kuantum mungkin perlu juga diterapkan di negara ini.

"Dibutuhkan sistem cerdas berbasis data. Dengan kuantum, hanya perlu beberapa jam saja. Bayangkan data perdagangan, data pertanian, di seluruh dunia bisa dihitung dalam hitungan jam," sebutnya.

Penghitungan yang cepat dan akurat akan data dalam jumlah besar berpotensi mengurangi kesimpangsiuran hitungan. Lebih lanjut, Innovator 4.0 siap membantu pemerintah dalam bidang teknologi jika dibutuhkan.

Misalnya, mereka sudah memikirkan bagaimana mengantisipasi jika pekerjaan manusia digantikan robot di mana menurutnya, justru yang terjadi adalah manusia bekerja dibantu oleh robot. "Robot akan menggantikan pekerjaan yang berbahaya, mematikan, atau pekerjaan yang melelahkan dan tidak mencerdaskan," sebutnya. [inet-met]

Berita Lainnya

Index