Metrpterkini.com - Saat menyeruak skandal kebocoran data pengguna Facebook ke Cambridge Analytica, hashtag #deletefacebook sempat bergaung. Nah kini, tagar bersangkutan kembali trending, khususnya di Amerika Serikat. Apa alasannya?
Dikutip detikINET dari BBC, awalnya bocor informasi bahwa pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, pada bulan Juli lalu bertemu dengan para dedengkot sayap kanan dan politikus konservatif. Padahal selama ini, Zuck dikenal pendukung Partai Demokrat.
Zuck dinilai sedang mengumpulkan dukungan dari kelompok sayap kanan, apalagi di tengah tekanan dari pemerintahan presiden Donald Trump. Selain ancaman memecah perusahaan, Trump juga pernah menuduh Facebook memblokir konten yang berbau kanan.
"Jadi, ketakutan itulah yang menyebabkan Mark Zuckerberg mencoba memuaskan pemerintahan Trump dengan tidak menurunkan propaganda sayap kanan," tulis website Politico.
Nah, rupanya banyak yang merasa kecewa dengan aksi Zuck tersebut dan melampiaskannya di Twitter. Tagar delete facebook pun kembali trending.
"Saya telah meninggalkan Facebook kemarin setelah 12 tahun. Mark Zuckerberg tidak hanya mengecewakan tapi juga mengerikan," tulis seorang netizen.
"Mark Zuckerberg adalah lelucon dan membiarkan Trump serta kaum republikan menjalankan Facebook, di saat informasi orang dimanfaatkan. Saya telah menghapus Facebook," sebut yang lain. [***]