Metroterkini.com - Irshad Ahmad, tersangka kasus penganiayaan terhadap Ninoy Karundeng, membantah anggapan dia merancang penganiayaan dan penyekapan terhadap relawan Jokowi, Ninoy Karundeng. Pria yang oleh para tersangka lain dipanggil 'habib' ini menjelaskan mengenai kapak dan ambulans dalam momen Ninoy disekap.
"Oh saya bantah banget itu, saya bilang itu fitnah," kata Irshad seperti dilansir dari detikcom di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Irshad mengklaim dirinya bersama orang-orang di dalam Masjid Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat, saat itu justru menyelamatkan Ninoy. Ninoy saat itu diamuk oleh massa karena dituduh sebagai penyusup.
"Karena kan kita menyelamatkan dia juga, karena 'kan dia punya anak ya 'kan. Kalau kita mau, kita keluarin aja dia. Kalau mau eksekusi dia, kenapa nggak kita serahkan keluar (ke massa) aja kalau mau ya," jelas Irshad.
Pria keturunan Pakistan itu juga mengklarifikasi soal ambulans yang disebut-sebut disiapkan untuk mengangkut jenazah Ninoy. Menurutnya, pada saat itu ambulans memang ada di masjid, namun itu disiapkan untuk mengangkut korban demo yang terkena gas air mata.
"Ini klarifikasi ya, kalau ambulans itu ada, bukan ambulans untuk eksekusi dia, bukan. Ambulans itu--(saya) ngomong waktu ada korban (demo) waktu ada ambulans--ini kan banyak berjatuhan korban gitu, oksigen juga kurang," tuturnya.
Irshad juga membantah pernyataan Ninoy yang dianggap punya kendali atas massa. Irshad mengaku tidak pernah memberi perintah apapun kepada massa.
"Kalau saya mau, itu saya suruh aja dia keluar, suruh orang--kalau saya berperan penting ya kan--bawa aja dia langsung ke sana, selesai gitu loh," imbuh dia.
Sementara soal rencana untuk memenggal kepala Ninoy, juga dibantah oleh Irshad. Menurutnya, dia hanya mengingatkan Ninoy untuk berhati-hati.
"Saya cuma bilang awas nanti di luar, mungkin itu ada kapaknya ada apanya saya nggak tahu, gitu," ucapnya.
Perkataannya soal kapak itu diaku keluar secara spontan. Sebab Irshad merasa kesal setelah mengatahui di laptop Ninoy terdapat tulisan-tulisan yang menurutnya menjelek-jelekkan panutannya, almarhum Ustaz Arifin Ilham.
"Refleks, saya nggak sadar itu saya ngomong gitu. Iya, kesal mungkin ada bahasa itu atau tidak saya nggak tahu. Karena kesal aja itu pun saya bilang 'awas nanti di luar banyak orang' emang banyak orang di luar, kan belum bubar pada saat itu," ucapnya. [mer]