Metroterkini.com - Seorang nakhoda kapal nelayan bernama Ramlan (58) warga jalan Bawal Bagansiapi-api meninggal dunia akibat tersambar petir.
Kejadian saat korban tengah mengemudikan kapal nelayan milik Hwa Tjuan (52) warga jalan Udang Kepenghuluan Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika). Karban bersama empat orang Anak Buah Kapal (ABK), yakni Amin (21) anak korban, Arif (29) warga Panipahan, Edi (40) warga jalan Bandar Baru Teluk Pulai, dan Agus Salim (48) warga Tanjung Balai Asahan, Sumut.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (28/5/2019) sekira pukul 03.12 Wib disekitar perairan Tanjung Mangsi, Sumut. Saat kejadian cuaca tengah hujan yang diiringi petir. Dalam pada saat itu rombongan nelayan ini baru selesai menarik jaring dan memasukkan es kedalam kotak fiber ikan.
Sementara itu, korban sebagai nakhoda kapal sedang duduk memegang kemudi. Namun, tiba-tiba petir menyambar alat komunikasi kapal (radio Orari) yang terletak di belakang korban sehingga membuat alat komunikasi itu terbakar.
Saat itu juga, korban langsung tersungkur jatuh dilantai kapal dengan mengeluarkan buih dari mulut.
Melihat kejadian itu anak korban yang bernama Amin langsung mengangkat dan memeriksa denyut nadi tangan korban dan diketahui sudah tidak berdetak lagi.
Seluruh ABK mengambil keputusan untuk kembali pulang ke Panipahan guna melaporkan kejadian kepada pemilik kapal dan aparat yang berwenang.
Sekitar pukul 09.10 Wib kapal sampai di pelabuhan Panipahan, kemudian korban langsung dibawa ke Puskesmas Panipahan untuk dilakukan visum oleh tim medis dengan didampingi anggota Pos AL Panipahan, Kopda P Ambarita. Korban dinyatakan telah meninggal dunia dan murni kecelakaan akibat tersambar petir. [**]