Metroterkini.com - Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkalis H. Bustami HY menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan, Sabtu 10 November di Lapangan Tugu, Bengkalis.
Detik-detik peringatan Hari Pahlawan tersebut diawali dengan suara sirine selama 60 detik sebagai simbol mengenang pertempuran pada 10 November 1945 di Kota Surabaya.
"Mengheningkan cipta serentak selama 60 detik yang saat ini kita lakukan, juga dilaksanakan di seluruh pelosok tanah air. Bertujuan, memperkuat nilai-nilai kepahlawanan, mempertebal rasa cinta tanah air dan meneguhkan semangat pengabdian kepada bangsa," ujar Sekretaris Daerah (Sekda), H Bustami HY saat memimpin upacara bendera sempena Hari Pahlawan.
"Peringatan Hari Pahlawan bukan semata sebuah acara, namun harus sarat makna. Hendaknya, seluruh rangkaian kegiatan harus menjadi energi dan semangat baru mewarisi nilai perjuangan dan patriotisme dalam membangun bangsa Indonesia," kata Bustami saat membacakan pidato Menteri Sosial, Agung Gumiwang Kartasasmita.
Hal itu selaras dengan tema Hari Pahlawan Tahun 2018, yaitu "Semangat Pahlawan di Dadaku", mengandung makna, siapapun dapat menjadi pahlawan, setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali dapat mengabdikan hal yang bermanfaat.
Peringatan Hari Pahlawan, lanjut Bustami juga menjadi momentum untuk melakukan introspeksi diri. Melanjutkan perjuangan, mengisi kemerdekaan demi mencapai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.
"Pada hakekatnya setiap perjuangan pasti ada hasilnya namun tidak ada kata akhir untuk berjuang. Oleh karenanya peringatan Hari Pahlawan harus melahirkan ide dan gagasan mentransformasikan semangat pahlawan dalam melaksanakan pembangunan," ujar Bustami.
Berbeda dengan upacara bendera biasanya, pada peringatan ini juga dilakukan pembacaan pesan-pesan pahlawan oleh Ilham Wahyudi (Pendamping Program Keluarga Harapan/PKH Kecamatan Bengkalis) dan Vefi Putumas (PKH Kecamatan Siak Kecil).
Pesan pahlawan yang dibacakan seperti pesan Nyi Ageng Serang, Jenderal Sudirman, Prof Muh Yamin, Pattimura, Bung Tomo, Soekarno, Bung Hatta, dan lainnya. [rudi]