Metroterkini.com - Empat warga Palestina tewas ditembak tentara Israel dalam bentrokan terbaru yang pecah di perbatasan Jalur Gaza dan Israel. Bentrokan terjadi saat unjuk rasa besar-besaran yang kembali digelar warga Palestina pada Jumat (20/4) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (21/4/2018), salah satu warga Palestina yang tewas ditembak adalah seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun. Bersama remaja itu, dua pemuda Palestina berusia 24 tahun dan 25 tahun tewas ditembak tentara Israel dalam bentrokan di Gaza bagian utara.
Satu korban tewas lainnya merupakan seorang warga Palestina berusia 29 tahun yang tewas ditembak dalam bentrokan di Gaza bagian selatan.
Beberapa bulan terakhir, warga Palestina selalu menggelar unjuk rasa setiap hari Jumat. Unjuk rasa ini masih bagian dari protes besar-besaran menuntut ditegakkannya hak-hak para pengungsi Palestina yang digusur usai terbentuknya Israel, yang menduduki wilayah Palestina. Aksi protes semacam ini telah digelar sejak 30 Maret lalu dan akan terus berlangsung setiap Jumat hingga 15 Mei mendatang.
Dalam unjuk rasa pada Jumat (20/4) waktu setempat, sejumlah demonstran Palestina dilaporkan menggunakan layang-layang untuk membawa bom molotov melintasi perbatasan Gaza-Israel. Setidaknya ada dua titik kebakaran di wilayah Israel akibat bom molotov dari demonstran Palestina.
Ada juga demonstran yang disebut memakai ketapel untuk melempar bebatuan ke arah tentara Israel yang berjaga di sepanjang perbatasan. Beberapa demonstran lainnya membawa alat pemotong kawat untuk merusak pagar perbatasan, mengabaikan peringatan militer Israel agar tidak mendekati pagar perbatasan.
Koresponden AFP mengaku melihat langsung ratusan demonstran yang mendekati pagar perbatasan lalu melemparkan batu dan membakar ban. Tentara Israel menggunakan gas air mata juga tembakan peluru sungguhan untuk membubarkan demonstran.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan empat korban tewas terbaru ini menambah daftar korban tewas yang ditembak tentara Israel sejak aksi serupa dimulai pada 30 Maret lalu, menjadi total 38 orang. Ratusan orang lainnya dilaporkan luka-luka akibat tembakan tentara Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut ada 440 demonstran yang luka-luka akibat tembakan tentara Israel atau membutuhkan perawatan medis akibat terkena gas air mata.
Dalam pernyataannya, militer Israel menegaskan hanya akan melepas tembakan jika diperlukan demi menjaga perbatasan dan mencegah kekerasan. Namun faktanya, tidak ada korban jiwa dari pihak Israel. Taktik Israel ini memicu kritikan dari komunitas internasional. [***]