Akibat Limbah Cemari Kanal, Nelayan Mengaku Dirugikan

Akibat Limbah Cemari Kanal, Nelayan Mengaku Dirugikan

Metroterkini.com - Nelayan Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Riau mengaku dirugikan akibat ikan-ikan yang mati akibat limbah dari kanal pembuangan limbah perusahaan. 

Menurut warga, ribuan ikan mulai dari induk hingga anak ikan ikut mengapung yang mengancam perkembangan biota lainya di sungai tersebut.

Nelayan mengaku akibat limbah tersebut, setidaknya akan mempengaruhi mata pencaharian mereka ke depanya. Sebab kanal pembuangan limbah tersebut bermuara di Sungai Kampar yang berada di Desa Sering, tempat nelayan mencari ikan.

Yusrizal, mengaku merasa dirugikan. "Sebagai nelayan kita merasa dirugikan bang, karena ikan-ikan mati semua termasuk anak+anaknya. Kalau ikan hingga ke peranakannya mati kedepan mata pencaharian kami bagaimana," keluhnya.

Sambungnya, dengan kejadian tersebut hendaknya ada kepedulian dan bantuan dari PT RAPP di Pangkalan Kerinci. 

"Biasanya bang kalau sudah ada kejadian seperti ini, pihak perusahaan akan berdiskusi dengan warga desa. Setelah itu warga akan berdamai ada juga sebagian warga yang menolak. Tim dari desa nantinya yang melakukan negosiasi dengan RAPP," ungkapnya. 

Sebelumnya Corporate communications manager RAPP, Djarot Handoko kepada media menjelaskan, bahwa pencemaran kanal Sungai Kampar, Desa Sering merupakan rentetan dari meledaknya turbin RPE. 

"Sejak terjadinya gangguan pada pembangkit listrik pada Rabu (14/3/2018) sore lalu dan terputusnya suplai listrik, otomatis menghentikan seluruh kegiatan operasional di pabrik PT RAPP. 

Terhentinya aktifitas di pabrik tentu saja juga menghentikan proses di instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sehingga air yang biasanya mengalir ke kanal outlet juga terhenti, hal ini berakibat pada penurunan debit air di kanal outlet tersebut. Akibatnya kandungan oksigen berkurang pada kanal outlet yang berpengaruh terhadap biota ikan di kanal tersebut," terang Djarot. 
 

Berita Lainnya

Index