Metroterkini.com - Kabupaten Kepulauan Meranti Riau, selain penghasil sagu terbesar di Indonesia, juga terkenal sebagai daerah produksi kapal kayu (kargo). Sayangnya usaha ini terancam gulung tikar, akibat sulitnya memperoleh bahan baku kayu.
Sebagaimana yandi sampaikan Akiong salah seorang pengusaha pembuatan kapal kayu yang beralamat di Jalan Belibis Ujung Desa Alah Air Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten kepulauan Meranti Riau, Senin (22/5/2017) menjelaskan, usaha pembuatan kapal kayu ini sudah berlangsung cukup lama sekali, "saya merupakan generasi ketiga dari kakek saya".
"Dulu dizaman kakek atau bapak saya,untuk membuat kapal-kapal yang berbahan dasar kayu meranti ini sangatlah mudah, karena bahan-bahan kayunya sangat mudah untuk didapatkan. Berbagai kapal bisa kita buat, baik yang berkapasitas kecil sampai yang berkapasitas ratusan ton pun bisa dikerjakan," ujar Akiong.
Dan tidak usah diragukan lagi kualitas kapal kayu buatan pengusahan Meranti ini, sebab begitu terkenalnya kapal-kapal kayu asal Selat Panjang ini dipesan oleh berbagai konsument asal berbagai wilayah di Indonesia.
"Saat ini, kami sangat susah untuk membuat kapal-kapal yang berbahan dasar kayu tersebut,bukan dikarenakan para tukangnya yang tidak ada,tetapi lebih kepada bahan bakunya sendiri yang sangat susah untuk kami dapatkan," tambahnya.
Masih menurut Akiong, bahan baku harganya cukup mahal. Salah satu penyebab mahal dan langkanya kayu-kayu tersebut, karena untuk memperolehnya cukup jauh didalam hutan belantara. "Yang paling ditakutkan oleh para pencari kayu alam tersebut, adalah masalah sangsi hukum. Karena kita tahu menebang dan mengambil kayu di hutan tanpa dokumen yang resmi dari pemerintah atau instansi yang berwenang merupakan kesalahan dan melanggar aturan hukum".
Hal senada juga disampaikan oleh Nawi, yang juga merupakan pengusaha galangan kapal asal Selat Panjang Meranti. Harapanya, pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, para wakil rakyat (DPRD), kepolisian, kejaksaan dan penegak hukum lainya, kiranya bisa mencarikan solusinya.
"Buat kami bagaimana mempermudah mendapatkan material kayu yang kita butuhkan untuk industri perahu kayu," katanya.
Industri galangan kapal kayu selama ini, selain membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, juga daerah kepulauan ini mengandalkan perahu sebagai alat transportasi air.
"Sudah ada ratusan tahun dan puluhan ribu, bahkan ratusan ribu kapal dan perahu yang dibuat," katanya.
Dari hasil pantauan wartawan, jumlah galangan kapal yang berada khususnya di Selatpanjang dan sekitarnya, ada 12 galangan, dan se Kabupaten Kepulauan Meranti berjumlah lebih kurang 25 galangan, dengan jumlah pekerja mencapai 1500 orang. [def]