Metroterkini.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat tajam di perdagangan hari ini Selasa (27/9). Rupiah meninggalkan level Rp 13.000-an per USD menuju Rp 12.950 per USD.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penguatan Rupiah terhadap Dolar AS memberi dampak negatif dan positif terhadap Indonesia. Jika dari sisi APBN pergerakan Rupiah sampai akhir tahun tentu mempengaruhi penghitungan dari penerimaan Rupiah, terutama dari ekspor maupun sumber daya alam.
"Tapi tentu ini ada nilai positifnya, dari sisi inflasi menjadi lebih stabil karena importir in place-nya menjadi sangat rendah. Rakyat secara keseluruhan menikmati keuntungan dari penguatan Rupiah walaupun dari sisi APBN tentu akan ada implikasinya dari sisi penerimaan," kata Sri Mulyani di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/9).
Secara terpisah Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan harga Premium sesuai perhitungan mengalami penurunan sebesar Rp 300 per liter dari Rp 6.450 menjadi Rp 6.150 per liter. Sedangkan, harga Solar mengalami kenaikan sebesar Rp 600 per liter dari Rp 5.150 menjadi Rp 5.750 per liter.
"Data dan analisis sesuai formula per 3 bulan menunjukkan Premium turun Rp 300 dan Solar naik Rp 600," ujar Wiratmaja kepada merdeka.com di Jakarta, Rabu (28/9).
Wiratmaja menegaskan penetapan harga ini akan mulai berlaku pada 1 Oktober 2016. Akan tetapi, pemerintah tengah membahas terlebih dahulu sebelum adanya pemberlakukan harga baru tersebut.
"Keputusan final per 1 Oktober sedang dibahas dengan mempertimbangkan stabilitas ekonomi dan sosial, dan lain-lain," pungkasnya. [mrd-mer]