Metroterkini.com - Setiap tahun menyambut bulan suci Ramadan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terus menggelar prosesi adat mandi balimau kasai potang maogang disetiap Kecamatan, setiap acara itupula para pegawai berbondong - bondong kelokasi balimau itu, tentunya pelayanan masyarakat akan berkurang.
"Banyak juga yang mengartikan Balimau Kasai atau Balimau Sansai, (sansai artinya susah atau rugi)
Kalau dinilai dari segi budaya maka kegiatan ini tentu perlu dilestarikan, mungkin tentu saja tidak menganggu proses kegiatan pemerintahan, biarkan saja bupati dan kadis terkait melestarikan ini, karena acara ini selain melestarikan tradisi juga sarat dengan politik tentunya kepentingannya adalah untuk yang nomor satu.
Tradisi balimau Kasai sendiri merupakan puncak tradisi adat yang akan dipusatkan di anjungan Tepian Ranah Tanjung Bunga Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam, biasanya akan dibuka langsung oleh Gubenur Riau (Gubri) yang berkuasa.
Untuk menggelar profesi adat mandi balimau kasai potang maogang di Kecamatan Langgam untuk tujuannya membersihkan diri menyambut bulan suci Ramadan, mungkin pembersihan ini bukan fisiknya melaikan bathinya, kalau kita lihat secara fisik maka air sungai Langgam yang sudah tercemar ini tidak cocok untuk pembersihan diri alias mandi.
Untuk lebih sakralnya prosesi tradisi ritual pembersihan diri dengan mandi balimau ini, akan menghadirkan pejabat tim kementerian Pariwisata RI melalui atau staf asisten Deputi Segmen Pasar Personal Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata RI, atau bahkan presiden, lama - lama tradisi ini akan berbau syirik karena mulai mendewakan pejabat.
Namun kalau sifatnya adalah wisata maka tentunya akan mengasilkan pedapatan untuk daerah, selama ini belum pernah ada uang masuk untuk daerah dari acara ini, tentunya dengan promosi ke setiap provinsi yang ada di Indonesia dan negara luar untuk menarik minta turis domestik dan turis mancanegara, tapi sejak daerah ini ada anehnya setia promosi yang menghabiskan APBD, para turisnya tak kunjung datang.
Sejak negara ini dipimpin zaman Sukarno hingga Jokowi, baru kali mini terdengar ada tim Kementerian Pariwisata RI akan melakukan pendataan ritual adat masyarakat Riau, yang sudah berlangsung lama ini, karena itu terdengar pula ada kabupaten yang akan dikunjungi tim Kementerian Pariwisata RI di Provinsi Riau.
Apa itu tradisi Balimau Kasai, menurut informasi narasumber yang kami terima, Balimau Kasai ini berasal dari India yaitu umat hindu di India. Balimau kasai ini dianggap mirip dengan Makara Sankranti, yaitu saat umat Hindu mandi di Sungai Gangga untuk memuja dewa Surya pada pertengahan Januari, kemudian ada Raksabandha sebagai penguat tali kasih antar sesama yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus.
Lalu Vasanta Panchami pada bulan Januari-Februari sebagai penyucian diri untuk menyambut musim semi. Penyucian disini maksudnya dengan mandi balimau kasai dosa-dosa mereka hilang bersama mengalirnya air sungai tersebut dan kemudian kebiasaan itu berkembang di Indonesia hingga sampai ke pelosok negeri yang ada di nusantara dan sungai di kampar.
Ini membuktikan bahwa adanya agama hindu sampai di kampar.apalagi dengan ditemukannya gugusan candi di muara takus yang terletak di XIII Koto Kampar. Dan setelah masuk di daerah pelalawan berkembangnya Budaya dan Tradisi dan budaya itupun masih berkembang hingga sekarang ini.
Lalu bagaimana saat ini kita beragama Islam, mungkin untuk lebih jelasnya tentu kita akan menanyakan pada para Ulama di daerah ini, mungkin acara ritual Balimau Kasai sudah merupakan tradisi yang istimewa bagi masyarakat Kampar dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
"Apakah tradisi Hindu ini halal atau haram menurut Islam"?? tanya diri sendiri??
Menurut tradisi acara atau yang dipercayai sebagian besar masyarakat di Riau atau Sumatra barat acara ini dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa itu disamping sebagai lupan gembira menyambut bulan suci.
Upacara ini merupakan simbol pembersihan diri. Balimau kasai, itu sendiri adalah mandi dengan menggunakan air yang dicampur dengan limau atau jeruk. Limau yang digunakan bermacam-macam kadang limau purut, limau nipis atau limau kapas.
Balimau Kasai bagi masyarakat Riau mempunyai makna yang mendalam yakni bersuci sehari sebelum Ramadhan. Biasanya dilakukan ketika petang sebelum Ramadhan berlangsung. Dari kaum yang tua sampai kaum yang muda dengan mandi turun ke sungai dan mandi bersama.
Balimau sendiri berasal dari bahasa Minang yang juga dianulir oleh Kampar dengan sebutan yang sama, Balimau artinya membasuh diri dengan ramuan rebusan limau purut atau limau nipis.
Sedangkan kasai yang bermakna lulur dalam bahasa Melayu adalah bahan alami seperti beras, kunyit, daun pandan dan bunga bungaan yang membuat wangi tubuh.
Tradisi dilakukan hampir di seluruh kabupaten/kota yang ada di Riau, dengan nama berbeda satu sama lain. Contohnya saja Balimau Kasai lebih dikenal oleh masyarakat Kabupaten Kampar.
Di Pekanbaru, tradisi ini dinamakan Petang Megang sedangkan di Indragiri Hulu cukup dengan nama Balimau saja. Balimau Kasai artinya sama yaitu mensucikan diri baik lahir dan batin, sebelum datangnya Ramadhan.
Arti ini tergantung pemahaman dari masyarakat itu atau kebanyakan orang kegiatan Balimau Kasai ini merupakan ritual wajib yang harus dilakukan. Selain mandi di sungai dengan limau yang dianggap sebagai penyucian fisik, ajang ini juga dijadikan sarana untuk memperkuat rasa persaudaraan sesama muslim dengan saling mengunjungi dan meminta maaf.
Untum lebih jelasnya maka silahkan pembaca artikan menurut kita masing - masing, tapi menurut penulis alangkan baiknya kita kembali ke Alquran, atau memikirkan kemakmuran rakyat ketimbang menghamburkan uang untuk hal - hal kurang bermanfaat yang mungkin dianggap sebagian orang melanggar aturan yang sudah digariskan di Alquran.
Tulisan ini dikutip dari sejumlah sumber, tidak ada maksut penulis untuk menodai kebiasaan masyarakat, menghujat, atau mengubah kebiasaan masyarakat namun tidak lain tidak bukan untuk kemaslahatan umat dan penghematan uang APBD.
Penulis : Basyaruddin.
Sumber : Dikutip dari sejumlah tulisan dan tokoh.