Pemprov Diminta Serius Kelola Potensi Laut Banten

Pemprov Diminta Serius Kelola Potensi Laut Banten

Metroterkini.com - Juru bicara Lintas Mahasiswa Unsera (LMU), Muhammad Iqbal, di Kota Serang, Banten, Jum’at (29/01/16), meminta kepada Pemerintah Provinsi Banten untuk serius mengelola potensi laut  di Provinsi Banten. Hal ini demi terwujudnya Banten sebagai poros maritim Nusantara.

"Banten punya potensi sumber daya kelautan yang maha besar. Ini harus dikelola dengan optimal," katanya.

Dikatakannya, potensi maritim Banten luar biasa besar dengan letak geografis yang strategis, keberadaan Selat Sunda dan lautnya terhubung langsung dengan Samudra Hindia dan Laut Jawa.

"Belum lagi dengan keindahan pantainya sepanjang 500 kilometer (km), ini menjadi daya tawar yang baik untuk mewujudkan masyarakat adil makur, laut Banten punya sejarah historis yang besar. Dengan laut kita bisa budidaya terumbu karang, rumput laut, potensi perikanan, masih banyak lagi," tambahnya.

Sementara Presiden Lintas Mahasiswa Unsera (LMU) Santoni Amindo menyatakan, proyeksi pembangunan pariwisata Banten sangat penting sebagai upaya meningkatkan pendapatan daerah dan mendorong penyerapan tenaga kerja sekitar.

"Belum lama ini Menteri Pariwisata Indonesia, Arif Yahya mengungkapkan bahwa sektor pariwisata salah satu yang paling siap dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean," jelasnya.

Hal ini menurutnya menjadi peluang besar bagi Pemerintah Banten untuk menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, hanya tinggal katanya bagaimana komitmen Perintah Banten dalam mengelola dan mengembangkan segala potensi kemaritiman yang ada.

"Sudah terbukti dalam sejarah Nusantara, Banten punya pelabuhan Karangantu yang sangat megah pada jamannya. Belum lagi dengan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dengan lautlah yang membesarkan dan memakmurkan," kata dia.

Lebih lanjut Santoni, menjelaskan, Pemerintah Banten, baik Provinsi maupun Kota/Kabupaten, harus mulai berbenah dan mengusahakan orientasi cara pandang konsep pembagunan yang tidak hanya berorientasi darat, namun fokus pada bidang kelautan.

Kendati demikian kata dia, perubahan orientasi dan visi pembangunan  dari daratan ke laut membutuhkan strategi kebudayaan, dukungan politik dan perubahan strategi kemiliteran yang sanggup mengubah mental agraris menjadi maritim.[rils]

Berita Lainnya

Index