DBD di Meranti Memakan Korban

Selasa, 05 Agustus 2025 | 10:55:22 WIB
Ilustrasi

Metroterkini - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Meranti memakan korban jiwa. Seorang siswi SD berinisial E (8), warga Kelurahan Selatpanjang Kota, meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan medis karena diduga terinfeksi DBD.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, Ade Suhartian, melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Widya Nengsih, membenarkan kejadian tersebut.

Dijelaskan Widya, korban yang merupakan siswi SDN 2 Selatpanjang itu awalnya mengalami gejala demam dan sempat dibawa ke RSUD Selatpanjang pada 27 Juli 2025.

"Korban sempat mendapat penanganan awal di RSUD, diberi obat, dan diminta untuk beristirahat di rumah," kata Widya, Senin (4/8/2025).

Namun kondisi korban tak kunjung membaik. Beberapa hari kemudian, keluarga kembali membawanya ke Puskesmas Selatpanjang.

"Karena kondisi medisnya masih dianggap normal dan tidak menunjukkan tanda-tanda serius, korban dianjurkan untuk melanjutkan konsumsi obat yang sudah diberikan sebelumnya," jelas Widya.

Keesokan harinya, kondisi korban justru memburuk. Ia kemudian dibawa ke salah satu klinik swasta di Selatpanjang. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menyarankan agar korban segera dirujuk kembali ke RSUD.

"Di sana, korban didiagnosis DBD," ujarnya.

Sayangnya, nyawa korban tak dapat diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Jumat, 1 Agustus 2025.

"Begitu kami mendapat laporan, keesokan harinya kami langsung turun ke lapangan, mengunjungi rumah duka dan juga sekolah korban. Fogging langsung kami lakukan di sekitar lingkungan tempat tinggal dan sekolah,”  tambah Widya.

Menurutnya, kasus ini menjadi pengingat bahwa DBD bukanlah penyakit musiman, melainkan ancaman nyata yang harus diwaspadai. Terlebih, saat ini kasus DBD di Kepulauan Meranti menunjukkan peningkatan.

Data Dinas Kesehatan mencatat, hingga kini kasus DBD di Kepulauan Meranti sudah mencapai 98 kasus. Kasus tertinggi berada di Puskesmas Selatpanjang sebanyak 30 kasus, dan Puskesmas Alahair 46 kasus.

Peningkatan kasus terlihat sejak April sebanyak 14 kasus, kemudian Mei 16 kasus, Juni 28 kasus, dan Juli 14 kasus. Bahkan, dalam empat hari pertama di bulan Agustus, sudah tercatat 4 kasus baru.

Meningkatnya kasus DBD ini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan. Masyarakat diimbau untuk rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Meliputi, menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air hujan.

Adapun tindakan Plus-nya adalah upaya tambahan seperti menggunakan obat nyamuk, memasang kawat nyamuk di ventilasi, dan memberikan larvasida di tempat yang sulit dibersihkan.

Widya menekankan pentingnya kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam mencegah penyebaran DBD, terutama saat musim hujan.

"Kami terus menggencarkan sosialisasi PSN di tengah masyarakat. Kami juga mengimbau agar warga segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala demam tinggi mendadak, agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat,” tutupnya. **

 

Terkini