Pemda Bengkalis Gelar Apel Gabung Karhutla, Kapolres: 35 HA Terbakar

Senin, 25 Maret 2024 | 18:12:00 WIB

Metroterkini.com - Pemerintah Daerah [Pemda] Kabupaten Bengkalis menggelar apel gabungan kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan [Karhutla], Senin [25/3/2024] sore, di Mapolres Bengkalis.

Bertindak selaku Inspektur Upacara Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso, Kapolres AKBP Setyo Bimo Anggoro dan Dandim Letkol Irvan Nurdin, dan dengan komandan upacara Iptu Naswandi.

Ikut sebagai peserta upacara satu pleton Kodim 0303/Bkl, Samapta Polres Bengkalis, Satpol-PP, Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD], Basarnas, dan Damkar, dengan korp musik dari Satpol-PP.

Lazimnya apel siaga penanggulangan bencana. Pada apel Senin sore itu juga pamerkan beragam peralatan pemadam Karhutla baik milik Damkar maupun BPBD dan kenderaan pendukung.

Hadir dalam upacara itu, Ketua Pengadilan Negeri Bengkalis, Ketua Pengadilan Agama, Komandan Pos Angkatan Laut, dan beberapa pimpinan instansi terkait.

Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso dalam sambutannya menegaskan, apel ini bertujuan untuk memastikan kesiapsiagaan semua unsur dalam upaya penanggulangan bencana Karhutla. Sehingga setiap instansi yang tergabung di dalam komando satuan tugas kebakaran hutan dan lahan dapat mempersiapkan segala sesuatunya mulai SDM sarana dan prasarana serta sumber daya lainnya

Saat ini, ungkap Bagus Santos, Kabupaten Bengkalis tengah dilanda musim kering sehingga sangat berpotensi terjadi Karhutla. Sampai 23 Maret 2024 terpantau 38 titik hotspot dan 12 karhutla seluas 34,33 hektar yang tersebar di 9 kecamatan. Dari 12 kecamatan di Kabupaten Bengkalis hanya Kecamatan Rupat dan Kecamatan Talang Mandau untuk sementara bebas dari Karhutla.

Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 310/kpps/2024 telah menetapkan Kabupaten Bengkalis status siaga darurat bencana Karhutla. Siaga darurat tersebut terhitung sejak 6 Maret sampai 30 September 2024.

Kejadian kebakaran hutan dan lahan tidak mengenal batasan hutan lindung, hutan tanaman industri, perkebunan baik perusahaan maupun milik pribadi rawan terjadi kebakaran dimusim panas seperti saat ini.

"Untuk itu, penyelesaian Karhutla tidak dapat dilakukan secara parsial masing-masing pihak, namun perlu kerjasama dan sinergitas yang baik semua pihak," ujarnya.

Untuk itu Bagus menegaskan, pertama kepada TNI, Polri petugas BPBD, petugas pemadam kebakaran, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, Tim reaksi cepat dari perusahaan untuk terus bersinergi dalam melakukan upaya pencegahan mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan.

Rencana kontinjensi termasuk penyediaan sarana dan prasarana dengan pendekatan kolaboratif antar unsur pemerintah, akademisi, peneliti, dunia usaha, masyarakat serta dukungan media untuk dapat menyampaikan pemberitaan kepada masyarakat dunia dan mensosialisasikan larangan membakar hutan.

Pada kesempatan itu, Bagus Santoso tak lupa mengingatkan masyarakat akan konsekuensi hukum bagi pelaku Karhutla. Untuk itu, ia berharap pihak terkait memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang konsekuensi hukum tersebut.

"Kami berharap adanya kerjasama mulai dari tingkat terkecil dari rukun tetangga sampai yang paling atas harus benar-benar peduli dan bersama-sama mencegah terjadinya kebakaran. Jika mengetahui ada api di wilayahnya segera padamkan, jangan tunggu sampai api membesar," tutupnya.

Sementara itu, Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro mengatakan, sampai saat ini karhutla di wilayah hukumnya sudah hampir 35 hektar. Lokasinya ada dibeberapa tempat, diantaranya di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana.

Bimo menegaskan, kesulitan yang diadapi dilapangan ketersediaan air dan lahan yang terbakar merupakan lahan gambut dengan kedalaman 4-5 meter.

Memadamkan lahan gambut tidak semudah kebakaran lahan non gambut. Untuk lahan gambut dibutuhkan pendingin beberapa hari.

Bimo juga menyampaikan tentang update informasi Karhutla dari personel dilapangan, khususnya di wilayah Polsek Bukit Batu meliputi Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Bandar Laksamana, dimana kebakaran yang ada di Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana semakin meluas dan tentunya jumlah area terbakarnya akan semakin bertambah dari yang sebelumnya.

"Saat ini masih dilakukan upaya pemadaman oleh Tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni. Semuanya sudah turun di lokasi," tegas Setyo Bimo Anggoro dalam kata sambutannya.

Diungkapkan Bimo, bencana Karhutla khususnya di Bengkalis sangat merugikan semua pihak. Terhambatnya aktivitas kehidupan bermasyarakat dari berbagai sektor baik Kesehatan, Perekonomian dan lain sebagainya. 

Untuk itu, tambahnya penanggulangan ancaman ini harus dikelola dengan baik dengan memahami ancaman, memahami kekuatan, memahami kapasitas dan kemampuan personel termasuk juga resiko. Selain itu, juga mampu menetapkan kualitas penanganan dengan melakukan perencanaan yang baik.

Evakuasi penanganan Karhutla tahun 2023 harus dilakukan untuk menentukan strategi penanganan Karhutla tahun 2024. Seperti sumber daya mana saja yang bisa digerakkan, siapa yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan, dan sebaik apa perencanaan yang dihasilkan. 

"Penanggulangan menuntut kecepatan dalam melakukan respon," tegas Bimo.

Ditempatkan yang sama, Dandim 0303/ Bengkalis dalam arahannya, mengingatkan peserta apel tentang kondisi cuaca. Berdasarkan informasi dari BMKG sebagian wilayah provinsi Riau sudah memasuki musim kemarau dan sudah terdeteksi titik panas maupun Karhutla di beberapa kabupaten dan kota khususnya di Kabupaten Bengkalis.

Berdasarkan informasi dari aplikasi Lancang Kuning Polri sudah terdapat 38 hotspot. Saat ini sedang dilakukan upaya pemadaman dan pendinginan, seperti di  Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana.

Diungkapkan Irvan, penanggulangan Karhutla tahun ini menuntut kecepatan dalam melakukan respon pemadaman dini sebelum api menjalar dan semakin membesar merupakan prioritas utama. Untuk itu, koordinasi dan informasi sangat diperlukan baik dari masyarakat maupun stakeholder lainnya dalam rangka mewujudkan kabupaten Bengkalis yang tangguh dalam menghadapi bencana Karhutla.

Menurut Irvan, ada beberapa kemampuan yang harus ditingkatkan bagi personel dilapangan: Pertama kemampuan untuk mengantisipasi setiap ancaman atau bahaya yang terjadi, Kedua kemampuan untuk melawan ancaman tersebut, Ketiga kemampuan untuk saling mengingatkan. [Rudi]

Terkini