Metroterkini.com - Uni Eropa tercatat sebagai salah satu dari lima importir batu bara terbesar di dunia setelah China, India, Jepang, dan Korea Selatan. Berdasarkan data Banchero Costa yang dilaporkan oleh hellenicshippingnews, impor batu bara di Eropa meningkat sekitar 33,8 persen (yoy) menjadi 116,5 juta ton sepanjang tahun 2022, dari 87,1 juta ton pada tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan kontribusi Eropa sebesar 9,8 persen dari total pengiriman batu bara lintas laut global.
Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO) Dr. Anggawira, MH, MM melihat impor batu bara Uni Eropa akan terus meningkat pada kuartal pertama tahun 2023 mencapai 28,4 juta ton, yang merupakan kenaikan sekitar 15,1 persen (yoy). Ini adalah tingkat impor tertinggi sejak kuartal pertama tahun 2019, yang mencapai 30,3 juta ton.
“Uni Eropa mengambil keputusan untuk mempercepat impor batu bara sejak tahun lalu sebagai respons terhadap kebijakan pengurangan pasokan gas dari Rusia. Walaupun sebelumnya Uni Eropa merencanakan peralihan konsumsi energi dari batu bara ke energi hijau, situasi kemudian berubah drastis karena adanya situasi antara Rusia-Ukraina. Krisis ini telah membuat Uni Eropa menghadapi kebutuhan mendesak akan batu bara untuk memenuhi permintaan energi selama musim dingin di tengah berkurangnya pasokan gas dari Rusia,” ungkap Anggawira.
Anggawira menyampaikan pula bahwa langkah yang diambil Uni Eropa mencerminkan bahwa kepentingan utama bagi negara-negara di atas adalah ketersediaan dan ketahanan energi, terutama dalam situasi darurat seperti yang terjadi akibat perang gas Rusia-Ukraina.
"Hal ini menjadi pembelajaran penting bagi negara-negara lain bahwa isu lingkungan, meskipun tetap relevan, harus seimbang dengan pertimbangan mengenai ketersediaan energi demi menjaga stabilitas dan kenyamanan hidup masyarakat,” ujar pria yang juga merupakan Tenaga Ahli Komisi Pengawas SKK Migas ini
Pernyataan Anggawira mencerminkan kebijakan ASPEBINDO dalam menghadapi dinamika global dalam industri energi dan batu bara serta pentingnya menjaga keseimbangan antara isu lingkungan dan kebutuhan energi dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. [**]