Metroterkini.com - Ukraina menderita kerugian lebih dari 43.000 tentara selama bulan Juni dan Juli, karena melanjutkan upaya serangan balasannya terhadap posisi Rusia, menurut perkiraan Kementerian Pertahanan Rusia.
Tingkat korban tercermin dari penghancuran sejumlah besar senjata Ukraina, menurut ringkasan yang dirilis pada Jumat, (4/8/2023).
Lebih dari 4.900 senjata berat dihancurkan selama periode waktu yang sama, 25 tank tempur utama Leopard buatan Jerman, tujuh ‘tank beroda’ AMX-10 RC buatan Prancis, dan 21 kendaraan tempur infanteri Bradley buatan Amerika Serikat (AS), kata laporan itu, sebagaimana dilansir RT.
Kerugian Ukraina termasuk 747 senjata artileri dan mortir, termasuk lusinan yang diperolehnya dari AS, Polandia, Prancis, dan Jerman, tambah kementerian itu.
Pembaruan tersebut merupakan bagian dari pengarahan rutin oleh Moskow tentang situasi garis depan.
Pendukung Barat Kyiv telah menyediakan lusinan kendaraan lapis baja, termasuk tank, untuk serangan balasan musim panas, yang disebut-sebut oleh pers sebagai peluang besar untuk mendapatkan kembali wilayahnya dari kontrol Rusia. Dua bulan kemudian, pejabat dan media Barat mengakui bahwa Ukraina hanya berhasil mencapai keuntungan kecil sementara menderita kerugian yang cukup besar untuk mendapatkannya. ***