Metroterkini.com - Peristiwa kecelakaan kerja di lingkungan kerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus terjadi secara beruntun. Terakhir, tiga nyawa melayang di dalam kontainer limbah PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di Central Mud Treating Facility (CMTF) Balam Selatan, Bangko Pusako, Rokan Hilir, Riau.
Menurut Anggota Komisi I DPRD Riau Kelmi Amri, hal itu tidak terlepas dari menunjuk vendor oleh PHR dalam mengelola Blok Rokan. Ia menilai, banyaknya kecelakaan kerja hingga merenggut nyawa merupakan bobroknya pengelolaan Blok Rokan oleh PT PHR.
"Hulu keruh hilir pasti keruh. Salah kelola ya manajemennya berarti yang diganti dan evaluasi. Pasti sembrono nunjuk vendor," kata dia.
Lanjut dia, kecelakaan kerja bisa diminimlisir. Dulu, kata dia, vendor-Vendor yang berkontrak Chevron tidak sesering ini terjadi kecelakaan kerja.
"Sudahlah vendor lokal dikesampingkan, vendor-vendor baru malah buat ulah," kata dia.
Ia menegaskan, kejadian seperti ini harus diusut tuntas. Jika memang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), Ia minta bekukan perusahaan tersebut. "Kita minta usut tuntas bila terjadi pelanggaran berat dan tak sesuai SOP keselematan kerja, beku kan saja perusahaannya," kata dia.
Ia juga meminta aparat terkait mengusut proses lelang yang ada di PT PHR, apakah sudah sesuai aturan. Ia juga meminta kepolisian mengusut tuntas persoalan tewasnya pekerja di lingkungan PT PHR.
"Sudah saatnya Kajati Riau usut proses lelang di PHR. Dan soal kecelakaan kerja ini kita minta Polda Riau usut tuntas dan bila perusahaan pemegang kontrak tak punya kecakapan melakukan kegiatan, bekukan saja," tegasnya. [**]