Berapa Lama Bintang di Alam Semesta Bisa Hidup? Ini Menurut Ahli

Senin, 02 Januari 2023 | 20:05:03 WIB

Metroterkini.com - Matahari bukan satu-satunya bintang yang ada di alam semesta ini. Di luar sana, masih ada bintang yang terus lahir dan bermunculan dan hidup dalam jangka waktu tertentu. Namun untuk berapa lama sebenarnya bintang-bintang tersebut bisa hidup?

Dikutip dari Live Science, Senin (2/1/2023) sebagian besar hidup bintang ada dalam keadaan seimbang yang disebut kesetimbangan hidrostatik, di mana gravitasi yang menarik bintang diimbangi oleh dorongan keluar yang diciptakan oleh reaksi nuklir di inti bintang.

Dorongan ke luar itu terjadi ketika sebuah bintang menyatukan inti hidrogen untuk membentuk inti helium, yang menghasilkan ledakan energi yang mempertahankan bentuk dan kecerahan bintang. Namun setelah semua hidrogen habis, bintang akan mulai menuju kehancurannya. Bintang akan membakar helium untuk sementara waktu dan bintang-bintang terbesar akan terus membakar unsur-unsur kimia hingga menjadi besi dalam waktu yang sebentar.

Berhubung bintang memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari 7 persen massa Matahari hingga 250 massa Matahari, namun manakah bintang yang kemudian akan mati terlebih dahulu? Jawaban singkatnya tergantung pada ukuran bintang itu sendiri.

"Bintang yang lebih besar memiliki lebih banyak bahan bakar untuk dibakar. Ukurannya yang besar berarti bahwa gravitasi menghancurkan materi ke inti bintang lebih intens daripada bintang yang lebih kecil, sehingga reaksi nuklir mereka berlangsung dengan kecepatan tinggi," terang Ryan French, fisikawan di University College London, Inggris.

Jadi bisa dikatakan bintang dengan massa yang lebih besar sebenarnya menghabiskan bahan bakar yang tersedia jauh lebih cepat daripada bintang yang lebih kecil. Sehingga French pun menyebut bintang paling masif hidup selama ratusan juta tahun yang singkat secara kosmik. Mereka hidup cepat dan mati muda. Sedangkan bintang terkecil yang berukuran kurang dari 10 persen massa Matahari dan memiliki bahan bakar jauh lebih sedikit justru bisa hidup selama ratusan miliaran tahun.

Akan tetapi, karena alam semesta baru terbentuk 13,8 miliar tahun yang lalu, tak ada cukup waktu bagi sebuah bintang kecil untuk mencapai usia tua.

"Salah satu bintang tertua yang pernah ditemukan adalah Bintang Metuselah. Bintang yang berjarak 190 tahun cahaya dari Bumi ini dinamai menurut tokoh dalam Alkitab yang konon hidup selama hampir satu milenium," ungkap French.

Sementara Bintang Metuselah diperkirakan saat ini berusia 13,7 miliar tahun. Artinya itu terbentuk tak lama setelah Big Bang. Sebaliknya, para astronom telah menemukan beberapa bintang yang disebut protobintang yang masih dalam proses pembentukan.

Diamati menggunakan Atacama Large Milimeter/submilimeter Array (ALMA) di Chili, bintang-bintang ini berusia kurang dari 500.000 tahun. Tapi pertanyaannya bagaimana para astronom mengetahui usia bintang?

"Ini tak sederhana. Astronom menggunakan kombinasi pengukuran massa, kecerahan, dan kecepatan bintang di ruang angkasa untuk membandingkannya dengan bintang lain. Di tambah lagi dengan simulasi komputer untuk memperkirakan usianya," terang French.

Matahari sendiri sekitar 4,6 miliar tahun, yang disebut merupakan usia antara protobintang dan Bintang Metuselah. French berpendapat dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan berhenti menggabungkan hidrogen menjadi helium di dalam intinya. Begitu inti Matahari kehabisan bahan bakar untuk melawan gravitasi, maka Matahari akan mulai berkontraksi. Kulit terluar Matahari akan mengembang karena masih memiliki hidrogen untuk melebur.

"Matahari akan menjadi sangat besar sehingga akan menelan orbit Merkurius dan Venus," papar French.

Setelah sekitar 1 miliar tahun, inti terluar itu akan menggunakan hidrogennya dan beralih ke fusi helium. Pada akhirnya, Matahari akan kehabisan bahan bakar, intinya menyusut menjadi bola karbon dan oksigen yang disebut katai putih. Sedangkan lapisan luarnya akan menghilang dan menjadi nebula, yakni selubung plasma sisa yang panas. Ini adalah pengingat bahwa meski bintang terbesar hidup lebih lama dari manusia, tak ada yang bertahan selamanya. [**]

 

Terkini