Metroterkini.com - Pasukan Rusia merasa frustrasi karena mendapat perlawanan keras tak terduga dari pasukan Ukraina. Hal tersebut disampaikan oleh seorang pejabat senior pertahanan AS yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (26/2/2022). Pejabat tersebut menambahkan, perlawanan tentara Ukraina yang keras membuat pasukan Rusia masih berada di luar ibu kota
Barat masih dapat mengirimkan senjata ke negara itu untuk mendukung militer Ukraina, sebagaimana dilansir AFP. Kini, Washington berencana untuk mengirim lebih banyak persenjataan dalam beberapa hari mendatang untuk membantu Ukraina melawan tentara Rusia.
Menurut informasi Pentagon, Rusia telah mengerahkan setidaknya 50 persen dari kekuatan yang disiapkan untuk invasi besar-besaran di Ukraina. Pejabat tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa kemajuan tentara Rusia diperlambat oleh pasukan Ukraina.
"Kami memiliki indikasi bahwa Rusia semakin frustrasi dengan kurangnya momentum selama 24 jam terakhir, terutama di bagian utara Ukraina," kata pejabat itu.
Di Moskwa, Sabtu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa tentara Rusia telah diperintahkan untuk memperluas serangannya setelah Kiev menolak tawaran pembicaraan di Belarus.
"Hari ini semua unit diberi perintah untuk mengembangkan serangan dari segala arah sesuai dengan rencana operasi," kata juru bicara militer Rusia Igor Konashenkov.
Para pejabat Ukraina mengatakan, sedikitnya 198 warga sipil, termasuk tiga anak-anak, telah tewas sejak Rusia menginvasi pada Kamis (24/2/2022).
Pentagon meyakini bahwa invasi Rusia belum berkembang hampir secepat yang diharapkan sejak dimulai sebelum fajar pada Kamis.
"Pertahanan udara Ukraina, termasuk pesawat, terus beroperas, terus terlibat, dan menangkis akses pesawat Rusia ke berbagai tempat di negara itu," kata pejabat AS itu.
Sebagian besar pasukan Rusia tetap berada sekitar 30 kilometer di luar Kiev, kata pejabat itu, sambil menekankan bahwa situasi medan perang secara aktif berubah. Tentara Ukraina pada Sabtu mengatakan telah menahan serangan di ibu kota. Tetapi, mereka masih memerangi "kelompok sabotase" Rusia yang telah menyusup ke kota.
Ukraina masih terus menyala dan mereka masih bisa mendapatkan persenjataan dan pasokan lain meski ada serangan Rusia.
"(Rusia) telah frustrasi oleh perlawanan yang sangat bertekad dan telah memperlambat mereka," tutur pejabat AS tersebut.
"Berdasarkan apa yang kami amati, perlawanan ini lebih besar dari yang diharapkan Rusia," sambung pejabat itu. Rusia cukup berhasil dalam serangannya ddi selatan, yakni dari Crimea dan Laut Hitam.
"Tapi di utara, di situlah perlawanan paling keras. Masih ada pertempuran sengit di dalam dan sekitar Kharkiv serta di utara Kiev," kata pejabat itu. [**]