Nelayan Aceh Tarik Kapal Pengungsi Rohingya ke Daratan

Rabu, 29 Desember 2021 | 00:02:17 WIB

Metroterkini.com - Nelayan Aceh mulai menarik kapal diduga membawa 120 warga Rohingya ke daratan. Penarikan itu dilakukan nelayan karena alasan kemanusiaan.

"Malam ini harus sampai ke darat, tidak perlu pemerintah untuk menarik itu. Sekarang lagi tarik," kata Panglima Laot Bireuen Badruddin Yunus kepada wartawan, Rabu (29/12/2021).

Kapal Rohingya itu ditarik oleh satu kapal nelayan Aceh. Proses penarikan juga dikawal kapal nelayan dari belakang.

Badruddin mengatakan nelayan memutuskan menarik kapal itu karena berbagai alasan.

"Karena mempertimbangkan ombak dan angin, tidak mungkin berada di sana. Ini berurusan dengan nyawa, mereka sudah lemah-lemah semua," jelas Badruddin.

Dia menyebutkan ada tiga alternatif lokasi pendaratan, yakni ke Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, atau Banda Aceh. Nelayan memilih tidak menarik kapal tersebut ke wilayah Bireuen.

"Itu tidak kami tarik ke daratan Bireuen karena tidak bisa melawan ombak. Jadi kami tarik ke arah barat," ujarnya.

Badruddin mengatakan bertanggung jawab atas penarikan kapal itu ke daratan. "Saya pasang badan saya bilang bertanggung jawab terhadap nelayan penjemput apabila terjadi sebelum ada keputusan dari Jakarta," ungkap Badruddin.

Sebelumnya, nelayan Aceh menemukan kapal yang diduga membawa warga etnis Rohingya berada di Perairan Bireuen. Kapal itu masih berada di tengah lautan.

Dilansir dari detikcom, Minggu (26/12), orang-orang di dalam kapal tampak perempuan dan laki-laki beragam usia. Mereka memenuhi seisi kapal. Namun belum diketahui jumlah diduga warga Rohingya tersebut.

Sekjen Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek mengatakan, kapal itu terpantau sekitar 67 mil laut di Perairan Bireuen. Keberadaan kapal itu juga disebut telah diketahui oleh pihak TNI AL.

"Nelayan kita yang baru pulang melaut melaporkan mereka melihat adanya kapal Rohingya di depan Perairan Bireuen," kata Miftach kepada wartawan.

Jumlah warga Rohingya itu diperkirakan 120 orang. [**]
 

Terkini