Metroterkini.com - RI melaporkan temuan kasus pertama varian Omicron pada seorang pekerja kebersihan di Wisma Atlet berdasarkan tes pada Rabu (15/12/2021), disusul dua kasus lainnya pada Sabtu (18/12/2021).
Beriringan dengan itu, vaksinasi COVID-19 anak 6-11 tahun dimulai per Selasa (14/12/2021). Lantas, apakah vaksinasi menjadi antisipasi risiko varian Omicron pada anak?
Menjawab pertanyaan tersebut, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro, menjelaskan risiko varian Omicron pada dasarnya tak memandang usia. Artinya, setiap kelompok usia memiliki risiko yang sama terpapar varian Omicron.
"Pada umumnya, varian Omicron itu tidak memilih-milih kelompok umur. Mau anak, dewasa, lansia, itu sama saja risikonya kalau tertular. Tetapi memang di South Africa, pertama kali yang kena itu adalah mahasiswa. Jadi dewasa muda itu yang pertama kali kena, kemudian menular ke yang lain," terangnya dalam konferensi pers virtual, Senin (20/12/2021).
"Tapi bukan berarti tidak bisa kena yang lain, saya kira bisa saja. Tetapi tidak membatasi anak-anak. Jadi anak-anak maupun dewasa risikonya sama," lanjutnya.
Ia menambahkan, setiap kelompok usia memiliki risiko yang sama terpapar penyakit yang mewabah. Seiring itu, menyorot kasus varian Omicron yang sudah terkonfirmasi di Indonesia kini seluruhnya adalah kasus impor, bukan penularan komunitas.
"Kalau kita dengan wabah begini tentunya kesempatan itu tidak bisa milih-milih. Tapi Alhamdulillah semoga tidak menyebar. Di Indonesia yang kita lihat Omicron yang masuk Indonesia adalah imported, dari luar negeri tapi belum ada dari manusia ke manusia yang penularannya dalam negeri. Itu yang harus kita cegah," pungkas Prof Sri. [**]