Koperasi SBB Jual Kayu Kebun K2i ke Perusahaan Kertas

Selasa, 14 September 2021 | 21:57:22 WIB

Metroterkini.com - Kebun K2i, yang digagas Mantan Gubernur Riau (Gubri) HM Rusli Zainal, untuk program kebun kelapa sawit adalah program gagal. Seperti kebun di Desa Sepahat, di Kabupaten Bengkalis.

Kebun program K2i ini dibangun dengan dana APBD Provinsi Riau itu, beberapa kali mengalami kebakaran. Lahan kebun kelapa sawit seluas 1.000 hektare tersebut malah tumbuh akasia liar. 

Pihak Koperasi Sepahat Berkah Bersama (KSBB) selaku pengelola kebun diduga telah beberapa kali memanen akasia tersebut dan menjualnya ke perusahaan bubur kertas.

“Kalau tanpa ada izin, itu perbuatan melanggar hukum namanya,” kata Azmi.

Menurut Azmi, kebun k2i merupakan programnya Pemprov Riau bekerjasama dengan Pemkab Bengkalis. Dimana dari Pemprov Riau yang membangunya, dan Pemkab Bengkalis sediakan lahan. Tapi, dia mengatakan, terkait adanya aktifitas KSBB itu menebangi kayu yang tumbuh diatas lahan K2i, Azmi, mengaku belum mengetahuinya.

“Lahan K2i di Desa Sepahat itu, merupa miliknya Pemkab Bengkalis. Jika benar, hal adanya aktifitas penebangan pohon kayu di areal ini. Saya belum tahu, akan hal tersebut. Dan yang jelas melanggar aturan, karena ini tidak ada izin aktifitas penebangan kayu. Namun hal itu, pasti menulusuri informasi tersebut,” ungkap Azmi.

Ketua Koperasi KSBB, Habibi yang dihubungi media mengakui pihaknya yang telah melakukan penebangan kayu-kayu yang tumbuh liar diatas kebun K2i. 

Dia membantah, jika perbuatan tersebut tindakan ilegal. Dikarena pihaknya, tidak berani menebang pohon tanpa ada izin, di lahan pada awalnya memang diguna atau diperuntukkan untuk Kebun K2i.

Dijelaskan dia, program itu dinyata telah gagal, sebab sawit ditanam terbakar. Itu kejadianya beberapa tahun silam. Maka,
kemudian tumbuh pohon-pohon liar, lalu timbul pemikiran dari masyarakat untuk menjual kayunya. 

“Untuk hal ini koperasi mengurusi segala perizinan dibutuhkan. Mulai ini dari DLHK Riau, Dinas PMPTSP Riau, dan BPHP Kementerian LHK,” kata Habibi menjelaskan. [redM-rul]
 

Terkini