Metroterkini.com - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menilai respons Taliban terhadap unjuk rasa damai yang digelar di berbagai wilayah Afghanistan beberapa waktu terakhir semakin sarat kekerasan. Sedikitnya empat demonstran dilaporkan tewas saat berunjuk rasa.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (10/9/2021), kantor hak asasi manusia (HAM) PBB menyebut bahwa otoritas Afghanistan yang kini dikuasai Taliban menggunakan peluru tajam, tongkat dan cambuk untuk menangani unjuk rasa yang terjadi.
Unjuk rasa yang seringkali dipimpin kaum wanita, memberikan tantangan bagi pemerintahan Taliban yang tengah berupaya mengkonsolidasikan kekuasaan usai mengambil alih kekuasaan sebulan lalu.
"Kita telah melihat reaksi dari Taliban yang sangat disayangkan, sangat parah," ujar juru bicara kantor HAM PBB, Ravina Shamdasani, dalam penjelasannya di Jenewa, Swiss.
Disebutkan Shamdasani bahwa PBB mencatat kematian empat demonstran akibat tembakan peluru tajam di Afghanistan beberapa waktu terakhir. Tidak disebutkan lebih lanjut di wilayah mana saja yang menjadi lokasi tewasnya demonstran-demonstran itu.
Namun dia menyebut bahwa beberapa atau semua kematian itu terjadi dalam upaya membubarkan demonstran dengan tembakan.
Shamdasani menambahkan bahwa PBB juga menerima laporan soal penggeledahan dari rumah-ke-rumah untuk mencari orang-orang yang ikut unjuk rasa.
Para wartawan yang meliput unjuk rasa, sebut Shamdasani, juga ikut menjadi sasaran intimidasi.
"Dalam satu kasus, seorang jurnalis dilaporkan telah diberitahu, saat dia ditendang di kepalanya, 'Anda beruntung Anda tidak dipenggal'," tutur Shamdasani.
"Benar-benar ada banyak intimidasi terhadap jurnalis yang hanya mencoba melakukan pekerjaan mereka," imbuhnya. [**]