Polisi Australia Buru Ribuan Demonstran Anti-Lockdown

Ahad, 25 Juli 2021 | 17:46:56 WIB

Metroterkini.com - Polisi Australia mencari ribuan demonstran yang menghadiri protes lockdown Covid-19 di Sydney dan kota-kota besar lainnya.

Setidaknya 3.500 pengunjuk rasa berkumpul di Central Business District Sydney Sabtu (24/7/2021) sore, untuk memprotes perintah penguncian pemerintah dan mandat masker. Banyak dari demonstran membawa bendera dan tanda nasional Australia menyerukan "kebebasan" dan "kebenaran."

Demonstrasi sempat memunculkan kekerasan, dengan pengunjuk rasa melemparkan botol, pot tanaman, hingga mengecat petugas polisi. Dalam gambar dramatis yang dibagikan secara online, seorang pengunjuk rasa terlihat meninju kuda polisi, menurut The Sydney Morning Herald.

Hingga Sabtu (24/7/2021) malam, polisi telah menangkap dan mendakwa 57 orang serta mengeluarkan 90 denda. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.

Menteri Kepolisian New South Wales (NSW) David Elliott mengatakan 22 detektif kini telah ditugaskan untuk melacak sisa "orang bodoh yang sangat egois" yang menghadiri demonstrasi tersebut.

"Saya berharap kami mengeluarkan 3.500 pemberitahuan pelanggaran, saya berharap kami memiliki “orang bodoh yang sangat egois” ini sebelum pengadilan," kata Elliott, lapor Herald. "Kalau tidak mau dikurung, patuhi aturan!" tegasnya melansir Newsweek.

Wakil Komisaris Polisi NSW Mal Lanyon menambahkan bahwa tindakan para pengunjuk rasa "benar-benar memalukan," di tengah laporan bahwa varian Delta coronavirus melonjak di seluruh negeri.

"Ini bukan saatnya bagi orang untuk keluar rumah. Ini adalah tindakan yang memalukan hari ini," kata Lanyon, sambil mendorong orang-orang yang memiliki foto atau rekaman video protes untuk membagikannya kepada polisi.

“Darurat Nasional Covid-19 Protes datang ketika kasus Covid-19 mencapai rekor baru di NSW, dengan 163 infeksi dilaporkan pada Sabtu (24/7/2021). Negara bagian tersebut mencatat lebih dari 1.900 kasus dan enam kematian dalam lima minggu terakhir, menurut laporan Herald. Varian Delta dianggap setidaknya dua kali lebih menular daripada jenis Covid-19 lainnya, dan telah menyebabkan kasus dan kematian meningkat di sebagian besar dunia.

Wabah terbaru telah menyebabkan pihak berwenang mengeluarkan penguncian ketat di Greater Sydney selama empat minggu terakhir. Penduduk hanya dapat meninggalkan rumah untuk kegiatan penting seperti berbelanja makanan, berolahraga, atau mencari perawatan medis. Menteri Kesehatan Negara Bagian Brad Hazzard mengakui hak individu untuk melakukan unjuk rasa, tapi demonstrasi datang pada saat kasus baru meningkat.

"Kita hidup dalam demokrasi dan biasanya saya adalah orang yang mendukung hak-hak orang untuk memprotes ... tetapi pada saat ini kami memiliki kasus-kasus yang mencapai puncaknya," kata Hazzard, menurut AP. Dia mengkhawatirkan infeksi yang bisa tak terkendali dengan banyaknya orang-orang yang berdemo tanpa masker dan berdesakan.  

Di Melbourne, protes serupa mengundang ribuan orang tanpa masker turun ke jalan meneriakkan "kebebasan". Mereka memegang poster yang bertuliskan "Ini bukan tentang virus, ini tentang kontrol total pemerintah terhadap rakyat," lapor AP.

Australia telah mencatat total 32.594 kasus dan 916 kematian sejak pandemi pertama kali dimulai, menurut pelacak Universitas Johns Hopkins.

Sejauh ini, hanya 15,4 persen penduduk negara itu yang berusia 16 tahun ke atas yang menerima kedua dosis vaksin Covid-19. Namun, Perdana Menteri Scott Morrison awal pekan ini menyatakan optimisme dalam peluncuran vaksin negara itu.

“Kami telah memperbaiki kondisi dan menyelesaikan masalahnya. Kami mencapai target yang perlu kami buat, satu juta dosis seminggu sekarang sedang dikirimkan,” kata Morrison, menurut AP.

"Kami sedang dalam perjalanan ke tempat yang kami inginkan pada akhir tahun dan berpotensi lebih cepat dari itu." Newsweek menghubungi Polisi NSW untuk komentar tambahan, tetapi tidak mendapat kabar tepat waktu untuk publikasi. [**]
 

Terkini