Metroterkini.com - Seperti kita tahu salah satu persoalan utama di Riau saat ini adalah dalam transisi Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina, masalahnya adalah masalah limbah. Persoalan ini sangat krusial dalam transisi Blok Rokan.
Faktanya, masalah tanah terkontaminasi minyak (TTM) ini tidak dapat dipertanggungjawabkan sesuai janji Presdir PT CPI di hadapan Komisi VII DPR RI, dan masyarakat Riau. "Aneh bukan ketika pejabat terkait bungkam".
Kini akibat TTM ini ada jatuhnya korban akibat "sengkarut" persoalan pencemaran lingkungan dan terbengkalainya pemulihan tanah terkontaminasi minyak oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan, menjadi perhatian serius Pakar lingkungan Nasional Riau, Dr Elviriadi, M.Si.
Dr Elviriadi yang juga sebagai Kepala Bidang Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI ini menyayangkan atas pergantian jabatan Kepala Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Dwi Yana, yang tiba-tiba disaat DLHK Pro Riau menerima ratusan laporan dari warga karna terkomtaminasi minyak bumi justru dipindah tugaskan.
"Dwi Yana itu pejuang sejati," kata Dr Elviriadi, dalam pesan singkatnya yang diterima redaksi Jumat (2/7/21).
Akademisi yang sering jadi saksi ahli dipengadilan itu menilai jabatan Dwi Yana sebagai kepala seksi perubahan iklim di dinas yang sama, memang baik. "Namun perlu di pertimbangkan laporan warga terkontaminasi minyak yang ditangani Dwi Yana saat ini harus diselesaikannya terlebih dahulu," kata Dr Elviriadi yang juga dipercaya menjadi Ketua Majelis LH Muhammadiyah ini.
Menurut Dr yang juga pernah nimbrung di acara NDC di Manggala Wanabakti ini, menyebut terkait jabatan Dwi Yana tentunya beliau (Dwi Yana) tidak bisa lagi bisa secara langsung menyelesaikan sengketa limbah yang telah dilaporkan masyarakat sebeluimnya.
Banyak kalangan menduga, dipindahkannya Dwi Yana karena menjadi saat jadi pembicara utama pada Webinar yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau pada Senin 28 Juni 2021 lalu, yang mengungkap fakta yang dibeberkan fakta limbah sengaja dibuang oleh perusahaan Amerika itu.
Dwi dalam webinar itu diduga disorot saat menjadi berita utama di sejumlah media, khususnya ada kegiatan dumping limbah oleh CPI. Sebelumnya banyak pihak penilai pindah posisi ini akan terjadi sebab dengan keterbukaan Dwi Yana akan banyak kepentingan segelintir orang akan terganggu.
Terkait langkah Pemprov Riau "menggeser" Dwi Yana kejabatan baru itu, Kepala DLHK Riau, Mamun Murod juga angkat bicara, pada Kamis (1/7/21) malam, dalam sebuah pesan singkat beliau menyebut, "Dwi Yana bukan di didepak tapi dipindahkan keposisi lebih tinggi."
Seperti diketahui dari banyak media, Dwi Yana adalah satu-satunya pejabat yang berani mengungkapkan fakta-fakta apa adanya dan bisa saja ini membuat banyak pihak merasa terganggu.
Kata warga, seharusnya Kadis LHK Riau dan juga Gubernur Riau, jika berbicara untuk kepentingan masyarakat Riau, sudah selayaknya Dwi Yana dipertahankan sampai proses transisi Blok Rokan dan pemulihan lingkungan mendapatkan kepastian bagi masyarakat Riau.[basar]