Metroterkini.com - Puluhan Tandan Buah Sawit (TBS) atau buah kelapa sawit di areal Afdeling III milik Perkebunan Nusantara PTPN V di Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dibiarkan berserakan busuk menghitam tidak terangkut.
Asisten Umum (Asum) PTPN V Kebun Sei Rokan mengakui kondisi angkutan mengalami banyak trouble, sehingga operasional tidak maksimal.
"Meski kondisi jalan mendukung, pada prinsipnya buah yang tertinggal tetap diangkut menuju PKS untuk di olah," kata Samuel Siregar beberapa waktu lalu.
Soal buruknya perawatan, mulai dari pemupukan, pencabutan tukulan, penyemprotan gulma, Kata Samuel pihaknya dalam mengejar rencana kerja harian terpenuhi.
"Untuk areal semak kebun sudah dianggarkan biaya untuk pemeliharaannya. Cuma rotasi pemeliharaan ke areal yang dinilai semak tersebut belum sampai ke sana, begitu dengan pemupukan. Persoalan brondolan, setiap hari diberlakukan sistem gotong royong untuk pengutipan dan pencabutan atau tukulan," jelasnya.
Namun, pernyataan tersebut berbanding terbalik, sebab tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. TBS diduga sengaja dibiarkan, lantaran masih terjadi di lokasi yang sama. Begitu pula halnya di Afdeling IV, V, dan IX dengan alasan yang sama, yakni faktor jalan. Hal ini dinilai akan jadi masalah terhadap produksi sawit yang tidak maksimal di PTPN V Kebun Sei Rokan.
Dari hasil pantauan media ini di sejumlah Afdeling Kebun Sei Rokan milik Negara itu, puluhan TBS terlihat terbuang sia-sia. Bahkan, puluhan TBS berserakan di parit. Kalau faktor jalan jadi penyebabnya, kemana anggaran perawatan jalan perkebunanan sehingga TBS tidak terangkut.
Dari kondisi transportasi jalan menuju angkutan yang kondisinya cukup mendukung untuk dilewati. Jawaban Asum Samuel sangat bertentangan dengan kondisi lapangan dan terkesan dibiarkan begitu saja. Padahal kebun PTPN V Sei Rokan milik BUMN tersebut punya anggaran untuk pembuatan dan perawatan jalan perkebunan.
Hal itu dinilai tidak mendukung program dan impian Direktur Utama (Dirut) PTPN V, Jatmiko Krisna Santosa untuk mengantar perusahaan plat merah itu menjadi perusahaan Initial Publik Offering (IPO).
Jatmiko berharap pimpinan perusahaan pintar mengurusi dan mengelola hingga menghasilkan produksi Tandan Buah Sawit (TBS) lebih maksimal dan berkualitas.[man]