Metroterkini.com - Seorang anggota kongres Brasil, yang telah mengadukan pelanggaran kontrak vaksin Covid-19 Brasil, mengenakan rompi anti-peluru untuk keselamatannya saat menghadiri penyelidikan komisi Senat pada Jumat (25/6/2021).
Anggota Kongres Luis Miranda dan saudaranya Luis Ricardo Miranda, pelapor di Kementerian Kesehatan Brasil mengajukan kecurigaan tentang kesepakatan vaksin dengan Bharat Biotech India.
Dia adalah saksi kunci dalam sidang yang berlangsung pada Jumat (26/6/2021), atas pelanggaran kontrak vaksin Covid-19 senilai 323 juta dollar AS (Rp 4,7 triliun) yang ditandatangani oleh pemerintah Brasil.
Parlemen “Negeri Samba” tengah menyelidiki penanganan pemerintah terhadap pandemi virus corona, yang telah menewaskan lebih dari setengah juta orang di Brasil.
Diduga, ada yang sengaja menunda pengamanan vaksin untuk memerangi Covid-19.
Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro, berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk menjelaskan kesepakatan dengan Bharat.
Dia mengatakan pada Jumat (25/6/2021) bahwa tidak ada penyimpangan dalam kontrak untuk suntikan Covaxin pembuat obat India itu.
"Tidak ada yang salah dengan kontrak Covaxin, tidak ada harga yang berlebihan," katanya pada konferensi pers di pedalaman Sao Paulo.
Presiden, yang terpilih dengan platform anti-korupsi ini, menambahkan bahwa musuh-musuhnya berusaha menodai pemerintahannya dengan tuduhan korupsi yang tidak berdasar.
"Saya tidak dapat disogok," katanya melansir Reuters. [**]