Metroterkini.com - Garam dan merica selalu dipasangkan. Ternyata di balik pasangan garam dan merica ada alasan unik yang melatar belakangi hal tersebut.
Ketika makan di suatu restoran atau tempat makan lainnya, pemandangan garam dan merica akan kamu lihat bersamaan di atas meja. Keduanya selalu diletakkan secara berpasangan.
Tidak hanya saat disajikan untuk penambah rasa makanan, wadah merica dan garam juga seringkali dijual dalam satu paket. Tetapi pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa harus garam dan merica bukan bumbu lainnya?
Ternyata garam dan merica bukan dipasangkan tanpa sebuah alasan jelas. Garam dan merica disajikan bersamaan ini ternyata sudah dilakukan ribuan tahun lampau.
Garam dan Merica Selalu Dipasangkan, Ternyata Ini AlasannyaGaram dan Merica Selalu Dipasangkan, Ternyata Ini Alasannya Foto: istock
Dilansir melalui Mashed (25/5) hampir di setiap negara dan penjuru dunia pasti meletakkan garam dan merica bersebelahan. Menurut catatan sejarah yang pernah ditemukan penyajian garam dan merica sudah dilakukan sejak 6000 tahun sebelum era umum.
Di provinsi Shangxi, China, garam telah digunakan sebagai perasa makanan, dalam proses mumifikasi serta dianggap sebagai antiseptik. Merica, baik merica putih maupun merica hitam, cenderung lebih banyak digunakan di India tetapi sempat dijadikan sebagai mata uang di masa lampau.
Pada masa lampau merica dikenal sebagai rempah yang cenderung mahal. Bahkan hanya para pejabat, konglomerat dan orang kaya lainnya yang mampu membeli merica untuk disajikan di atas meja makan.
Kombinasi garam dan merica pada berbagai hidangan pertama kali dianjurkan oleh Francois Pierre La Varenne. La Varenne merupakan koki yang khusus untuk menyajikan makanan kepada Raja Louis XIV.
Garam dan Merica Selalu Dipasangkan, Ternyata Ini AlasannyaGaram dan Merica Selalu Dipasangkan, Ternyata Ini Alasannya Foto: istock
Pada abad ke-17, La Varenne menyarankan banyak orang untuk mengombinasikan kedua bumbu ini, garam dan merica. Tidak hanya menyarankan, La Varenne juga menerapkan kedua bumbu tersebut untuk setiap hidangan yang diberikan kepada raja.
La Varenne mengatakan bahwa Raja Louis XIV merupakan seseorang yang cukup pemilih sehingga makanan yang disajikan tidak boleh memiliki rasa yang terlalu kuat. Kombinasi garam dan merica yang dijadikan sebagai bumbu utama dalam setiap hidangan untuk raja ternyata diterima dengan baik oleh Raja Louis XIV.
Menilik ke masa jauh sebelumnya, menyampurkan gula dan garam menjadi bumbu yang lebih dulu digunakan sebelum merica dan lada digunakan secara bersamaan. Hingga kemudian sang raja memilih makanan yang manis dan gurih untuk dipisahkan sehingga penggunaan gula dalam sajian menu makan tidak lagi dipadukan dengan garam.
Merica kemudian dipilih untuk dipadukan bersama garam karena rasanya yang tidak terlalu kuat sehingga tidak begitu mengalahkan garam. Merica justru terbukti dapat membuat rasa masakan menjadi semakin lengkap dan seimbang.
Sejak saat itu, penyajian garam dan merica sebagai bumbu tambahan di atas meja mulai diterapkan di seluruh negara-negara di Eropa dan Amerika. Hingga banyak orang dari Eropa dan Amerika yang melakukan perjalanan dan menyebarkan budaya tersebut hingga ke benua Asia, Australia dan berbagai wilayah lainnya. [**]