Virus Corona Baru dari Anjing Menginfeksi Manusia

Jumat, 21 Mei 2021 | 15:03:43 WIB

Metroterkini.com — Para peneliti telah mengidentifikasi dan menyelesaikan analisis genetik dari virus korona baru pada manusia yang ditemukan di Malaysia. Virus ini telah berevolusi dari virus korona yang sebelumnya menginfeksi anjing dan menimbulkan persoalan pernapasan pada manusia.

Hasil kajian ini dilaporkan di jurnal Clinical Infectious Diseases pada Kamis (20/5/2021). Asisten profesor pada Agricultural Research and Development Center, College of Food, Ohio State University, Anastasia Vlasova, menjadi penulis pertama riset ini. Penelitian dilakukan bersama Gregory C Gray, profesor di Divisi Penyakit Menular di Fakultas Kedokteran, Duke University, dan Teck-Hock Toh, profesor di SEGi University di Sarawak, Malaysia.

Temuan ini dimulai ketika di awal pandemi Covid-19 Gray mencari tahu kemungkinan adanya virus korona lain di luar sana yang membuat orang sakit dan mengancam akan memicu wabah lain. Gray kemudian meminta mahasiswa pascasarjana di laboratoriumnya, Leshan Xiu, untuk membuat tes yang lebih baik, yaitu tes yang akan bekerja seperti tes Covid-19 tetapi dapat mendeteksi semua virus korona, bahkan yang tidak dikenal sekalipun.

Dalam gelombang pertama sampel yang diuji tahun lalu, Gray dan Xiu menemukan bukti virus korona baru yang terkait dengan pneumonia pada pasien yang dirawat di rumah sakit di Malaysia. Sampel ini didapatkan dari spesimen yang dikumpulkan dari tes usap hidung 301 pasien rawat inap karena pneumonia di rumah sakit di Malaysia Timur pada 2017 dan 2018.

Para pasien mengalami apa yang tampak seperti pneumonia biasa. Namun, pada 8 dari 301 sampel yang diuji (2,7 persen), Xiu dan Gray menemukan bahwa saluran pernapasan bagian atas pasien terinfeksi oleh virus korona pada anjing. Kedelapan pasien itu, tujuh di antaranya anak-anak, dirawat dengan bantuan oksigen untuk membantu pernapasannya. Mereka bisa keluar dari rumah sakit setelah empat hingga enam hari dirawat.

Virus tersebut kemungkinan telah menginfeksi kucing dan babi pada satu titik. Namun, kemungkinan besar melompat langsung dari anjing ke manusia.

Untuk lebih memastikannya, mereka mengirim sampel pasien tersebut ke seorang ahli virus korona hewan di Ohio State University, Anastasia Vlasova. ”Virus korona pada anjing sebelumnya tidak diperkirakan bakal ditularkan ke manusia. Belum pernah dilaporkan sebelumnya,” kata Vlasova seperti ditulis npr.org.

Meski demikian, Vlasova mulai bekerja menumbuhkan virus korona itu di laboratorium sebelum memecahkan kode genomnya. Dari sekuens gen virus, dia dapat melihat bahwa virus tersebut kemungkinan telah menginfeksi kucing dan babi pada satu titik. Namun, kemungkinan besar melompat langsung dari anjing ke manusia. ”Mayoritas genomnya adalah canine coronavirus,” katanya.

Virus ini oleh para peneliti diberi nama CCoV-HuPn-2018. Jika dikonfirmasi melalui studi epidemiologi lebih lanjut, virus korona baru ini bisa menjadi virus korona kedelapan yang terbukti memicu penyakit pada manusia. Sebelumnya, pada 2019 ditemukan SARS-CoV-2 yang memicu pandemi Covid-19 hingga saat ini.

Gambar virus korona baru, CCoV-HuPn-2018, yang menginfeksi sel A72 pada 24 (A), 48 (B), dan 72 (C) jam pasca-infeksi dan Mock menginfeksi sel A72 pada 72 jam pasca-infeksi (D). Sumber: Jurnal Clinical Infectious Diseases, 2021.

Mengalami mutasi

Dari data genom viru ini, Vlasova menemukan mutasi yang unik, yaitu adanya penghapusan dalam genom. Penghapusan spesifik itu, katanya, tidak ada di virus korona anjing lain yang diketahui, tetapi hanya ditemukan di virus korona yang telah menginfeksi manusia. ”Ini adalah mutasi yang sangat mirip dengan yang sebelumnya ditemukan pada virus korona SARS dan di SARS-CoV-2,” kata Vlasova.

Mutasi penghapusan ini, menurut para peneliti, membantu virus anjing menginfeksi atau bertahan di dalam tubuh manusia. Ini mungkin jadi langkah kunci yang diperlukan bagi virus korona untuk menyebar ke manusia. ”Rupanya penghapusan tersebut, entah bagaimana, terkait dengan adaptasi (virus) selama lompatan dari hewan ke manusia,” katanya.

Para peneliti itu juga menemukan, virus CCoV-HuPn-2018 yang menginfeksi manusia ini memiliki gejala yang berbeda dengan virus anjing asalnya, yang menyebabkan masalah pencernaan pada anjing, seperti diare dan sakit perut. Orang yang terinfeksi virus CCoV-HuPn-2018 mengalami penyakit pernapasan yang tidak termasuk masalah gastrointestinal.

Vlasova dan rekan-rekannya berencana untuk mempelajari lebih lanjut virus CCoV-HuPn-2018 untuk menentukan seberapa bahaya bagi manusia. Sejauh ini belum diketahui apakah virus dapat ditularkan dari orang ke orang atau seberapa baik sistem kekebalan manusia dapat melawannya.

”Kami tidak benar-benar memiliki bukti sekarang bahwa virus ini dapat menyebabkan penyakit parah pada orang dewasa,” kata Vlasova, seperti ditulis Ohio State News, mengutip fakta bahwa hanya satu orang dalam penelitian yang ditemukan telah terinfeksi virus korona baru adalah orang dewasa.

Sekalipun demikian, menurut Vlasova, kemungkinan bahwa pada titik tertentu, virus korona baru ini akan menjadi patogen umum pada manusia, sebagaimana terjadi dengan SARS-CoV-2 tidak dapat dikesampingkan.

Virus diketahui bermutasi secara konstan. Agar virus korona hewan dapat menginfeksi manusia, virus pertama-tama harus masuk ke tubuh manusia dan mengenali sesuatu di permukaan sel, lalu mengikat ke sel tersebut. ”Kami tahu virus ini bisa melakukan itu,” kata Vlasova.

Namun, menurut Vlasova, penularan dari anjing ke manusia mungkin menjadi jalan buntu untuk CCoV-HuPn-2018 jika virus tidak mereplikasi dengan baik sekali di dalam orang tersebut atau jika sistem kekebalan orang tersebut menangkisnya. Sejauh ini, menurut kajian ini, hanya sekitar setengah dari susunan genetik dari virus korona yang baru ini memiliki kemiripan dengan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Meskipun hanya delapan pasien yang ditemukan terinfeksi virus CCoV-HuPn-2018 dalam penelitian ini, virus ini atau virus yang sangat mirip kemungkinan telah beredar lebih jauh di antara anjing dan manusia di Malaysia. [**]

Terkini