Jepang Kembangkan Baterai Smartphone Tahan 5 Tahun

Selasa, 04 Mei 2021 | 21:51:32 WIB

Metroterkini.com - Peneliti dari Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) telah menemukan bahan revolusioner yang dapat membantu baterai mempertahankan smartphone kapasitas aslinya hingga 95% selama minimal lima tahun.

Sehingga memperpanjang masa pakai baterai di dalam perangkat baik itu smartphone, laptop, atau bahkan kendaraan listrik. Implikasi dari penemuan ilmuwan Jepang ini cukup luas.

Susunan internal baterai saat ini membuatnya semakin berkurang setelah setiap pengisian daya dan dilaporkan bahwa setelah hingga 500 pengisian ulang hingga 40% kapasitas baterai mungkin telah hilang karena kinerja yang buruk dari bahan pengikat di dalam baterai.

Para ilmuwan di JAIST yang dipimpin oleh Profesor Noriyoshi Matsumi, telah menemukan bahan pengikat yang terbukti mengungguli teknologi yang ada. 
Terminal negatif baterai yang digunakan saat ini memiliki bahan pengikat yang disebut Polyvinylidene Fluoride (PVDF) yang tidak memiliki kinerja luar biasa.

Setelah hanya 500 kali mengisi ulang, baterai biasa yang menggunakan PVDF kehilangan hingga 35% dari kapasitas aslinya. Hal ini mengakibatkan masa pakai baterai yang menurun pada smartphone setelah satu atau dua tahun.

Namun, bahan pengikat baru tersebut diberi nama Bis-imino-acenaphthenequinone-Paraphenylene (BP). Pengikat tersebut memungkinkan untuk tetap mempertahankan 95% kapasitas baterai bahkan setelah lebih dari 1.700 siklus pengisian. Dengan demikian, baterai tetap efisien hingga lima tahun tanpa mengurangi kapasitas aslinya secara signifikan.

Matsumi mengatakan teknologi baru akan membantu dalam pengembangan produk yang lebih tahan lama. Ini juga berpotensi mendorong konsumen untuk membeli aset berbasis baterai yang lebih mahal seperti kendaraan listrik, katanya.

"Kami berharap merek ponsel cerdas mengejar keterlibatan dengan JAIST dalam kemitraan yang akan mengarah pada penerapan teknologi baterai baru dalam produksi baterai yang lebih andal dan tahan lama untuk ponsel cerdas dan gadget teknologi lainnya." ujarnya seperti dilansir dari Gizmochina, Selasa (4/5/2021). [**]

Terkini