Metroterkini.com - Turki pada Jumat (16/4) meminta Israel untuk menghentikan kebijakan agresifnya terhadap Palestina.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa kebijakan semacam itu merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan.
"Hal ini mengkhawatirkan, bahwa kebijakan penindasan dan kekerasan Israel terhadap Palestina meningkat selama Ramadan," ungkap kementerian.
Menurut kementerian, otoritas Israel membatasi kebebasan beribadah warga Palestina dengan mencegah mereka mencapai Masjid Al-Aqsa selama Ramadan dan mereka terus memperluas pemukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki.
Israel juga mendorong serangan dan tindakan kekerasan terhadap warga Palestina di wilayah tersebut dengan tidak mengambil tindakan pencegahan apa pun terhadap insiden semacam itu.
Kementerian mengatakan pemerintah Israel berusaha untuk mencegah pemilu warga Palestina di Yerusalem timur dan menahan banyak warga dengan alasan sewenang-wenang untuk mengganggu proses pemilihan di Tepi Barat.
"Serangan udara Israel baru-baru ini di Gaza adalah contoh terbaru dari kebijakan agresifnya," kata kementerian.
Pada Kamis (15/4), tentara Israel mengklaim di Twitter bahwa mereka menghantam target milik kelompok perlawanan Palestina Hamas, sebuah pabrik amunisi dan terowongan yang digunakan untuk pengiriman senjata di Gaza. Menurut reporter Anadolu Agency di lapangan, tidak ada korban dalam serangan itu.
Jalur Gaza yang berpenduduk padat telah berada di bawah blokade Mesir-Israel sejak 2007, ketika Hamas mengambil alih jalur tersebut. Blokade telah merusak kondisi kehidupan di daerah kantong pantai.
Lebih dari 2.000 warga Palestina tewas, kebanyakan dari mereka warga sipil, dan sekitar 11.000 lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap Jalur Gaza pada 2014.[**]