Sosok Haji Permata, dari Pengusaha Hingga Ketua KKSS

Kamis, 21 Januari 2021 | 23:36:20 WIB

Metroterkini.com - Haji Permata pengusaha asal Batam, Kepulauan Riau tewas tertembak di Perairan Kabupaten Indragiri Hilir, Riau pada Jumat (15/1/2021). Haji Permata tertembak saat petugas Bea Cukai menangkap terduga pelaku pembawa rokok ilegal.

Dikabarkan Haji Permata berhadapan langsung dengan petugas Bea dan Cukai Kabupaten Indragiri Hilir di atas sebuah kapal di perairan Tembilahan. Keluarga Haji Permata kemudian membuat laporan ke Polda Kepulauan Riau.

Sementara itu petugas bea dan cukai mengaku penembakan dilakukan karena mereka medapat perlawanan.

Menurut petugas, mereka dilempari bom molotov, petasan, hingga ancaman dengan senjata tajam. Mereka berdalih penembakan dilakukan demi keselamatan petugas bea cukai yang menangkap pelaku kasus dugaan peredaran rokok ilegal.

Haji Permata memiliki nama asli Haji Jumhan bin Selo. Dia adalah mantan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam. Dia diketahui memiliki sejumlah usaha seperti pergudangan dan bisnis pelayaran di Kota Batam. Haji Permata juga dikenal sebagai pemilik Hotel Oais Batam.

Mengetahui kabar kematian Haji Permata, sejumlah kerabat menunggu kedatangan jenazah di Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam.

Jenazah Haji Permata tiba di Batam pada Jumat malam sekitar pukul 18.25 WIB. Jenazah dibawa menggunakan kapal pompong dari Tanjung Bakong Tembilahan, Indragilir Hilir ke Batam melalui pelabuhan rakyat Tanjung Sengkuang.

Kedatangan jenazah Haji Permata disambut Isak tangis ratusan warga dan juga sanak saudara di pesisir laut Tanjung Sengkuang. Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam Masrur Amin mengatakan, jenazah direncanakan dikebumikan Sabtu (16/01/2021) di TPU Sei Tering setelah dilakukan proses autopsi.

"Dari Tanjung Sengkuang Jenazah akan dibawah ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri guna melakukan outopsi dan selanjutnya kemungkinan di semayamkan di rumah pribadi di perumahan Bela Vista," ujarnya.

Ia mengatakan ada 3 korban dalam peristiwa tersebut. Haji Permata meninggal dunia sedangkan yang dua lainnya mengalami luka-luka dan belum diketahui identitasnya. Menurutnya keluarga akan mencari informasi yang menyebabkan Haji Permata meninggal dunia.

"Jika sudah tau maka akan kami selesaikan melalui jalur hukum, selanjutnya untuk memenuhi proses outopsi maka malam ini juga kami akan lapor ke Polda Kepri," ujarnya.

Jenazah dibawa menggunakan ambulans ke RS Bhayangkara Polda Kepri dengan pengawalan yang cukup ketat dari Personil Polsek Batu Ampar.

Kasus tersebut kini ditangani oleh Polda Riau. Sejumlah saksi telah diambil keterangannya terkait kasus penembakan Haji Permata di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau dan memeriksa petugas Bea Cukai pada Kamis (21/1/2021).

"Pemeriksaan kita lakukan pagi ini mulai jam 09.00 WIB," sebut Teddy melalui pesan WhatsApps, Kamis (21/1/2021).

Terkait kasus tersebut, massa dari anggota Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam mendatangi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau, Rabu (20/1/2021).

Dalam audiensi terbuka itu, KKSS Kota Batam yang dipimpin oleh Masrur Amin mendesak kepada Kanwil DJBC Kepri lebih terbuka dalam penanganan kasus yang menewaskan rekannya itu.

Ada tiga tuntutan dilayangkan KKSS Kota Batam. Salah satunya meminta oknum yang melakukan penembakan terhadap Haji Permata untuk segera ditangkap dan diproses hukum.

"Tadi kami memohon, dalam waktu 2x24 jam ke depan, pelaku penembakan segera diserahkan ke pihak berwajib. Jangan sampai kawan-kawan kami di lapangan, antara KKSS dan Bea Cukai menyatakan perang. Kami juga bisa mencari pelaku sampai ke lubang semut pun akan kami cari,” kata Masrur Amin melalui telepon, Rabu.

Ia mengatakan, sejauh ini pihaknya masih menyerahkan penyelidikan kasus tersebut sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. "Prosedurnya seperti apa yang monggo silakan. Tapi tolong, Pak Kakanwil membantu dong, kalau tidak tentu akan sulit," kata Masrur.

Apabila kasus yang terjadi saat ini tidak tuntas, massa meminta Kakanwil DJBC Khusus Kepri diminta untuk dicopot dari jabatannya. "Pak Kanwil sendiri saya minta dicopot kalau kasus ini tidak tuntas. Mari kita serius dalam penegakan hukum. Jangan sampai tebang pilih dalam penegakan hukum," kata Masrur.

Sementara itu, Kakanwil DJBC Khusus Kepri Agus Yulianto mengatakan, kasus ini tengah dilakukan investigasi oleh pemerintah pusat. "Ini sudah berjalan, dan semua tim yang terlibat dari awal sudah diminta ditarik ke pusat," kata Agus.

Ia mengaku berkomitmen untuk tetap mengikuti prosedur hukum terhadap penanganan kasus tersebut. Bahkan, ia juga bersedia untuk dicopot dari jabatan yang didudukinya saat ini.

"Kalau saya harus mempertanggungjawabkan ini semua dan saya harus menanggalkan jabatan saya, saya siap. Saya pastikan ini diproses. Kami akan pastikan seadil-adilnya, adil bagi semua pihak," kata Agus. [kmc-met]

Terkini