Metroterkini.com - Kebijakan yang dilakukan oleh DLHK Pekanbaru Riau soal penanganan sampah, dinilai masyarakat dan banyak kalangan sangat membingungkan. Pasalnya sampah yang sudah menumpuk dan tidak bisa diselesaikan DLH malah diserahkan ke pihak kecamata.
Secara tidak langsung DLH Kota Pekanbaru menyerahkan persoalan sampah ke Camat untuk membenahinya [membersihkanya], dan Lurah meminta bantuan RT/RW untuk menaggulangi sampah yang sudah berbau busuk di daerah masing-masing.
“Kita diperintahkan, sementara uang yang kita keluarkan dari kantong pribadi, ‘letih kami dek’,” demikian kata salah seorang camat pada wartawan keceplosan, dilokasi pengangkutan sampah di kota Pekanbaru, belum lama ini.
“Kita harus mencari dump truck untuk mengangkut sampah lalu uangnya dari mana?, tapi alhamdulillah ada satu unit truk operasional Perusahan BUMN mau membantu,” katanya.
“Semoga penumpukan sampah ini tidak ada lagi, dan kita berharap warga membuang sampah pada tempatnya. Kalau warga buang sampah tolong diplastikan yang rapi agar sampah tidak berserakan,” pungkasnya.
Sementara sebelumnya salah seorang warga Pasar Kodim, Ajo mengaku akan mengantar sampah pasar kerumah dinas Walikota Firdaus, jika persoalan sampah di Kota Pekanbaru, Riau, tak terselesaikan. Penumpukan sampah selama tiga tahun terakhir ini menjadi persoalan bagi Pemko Pekanbaru.
“Kalau sampah ini semakin parah dua hari kedepan saya akan ajak warga membuang sampah ke rumah dinas Walikota Pekanbaru di jalan Ahmad Yani,” katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dampak sampah menumpuk ini mulai dari pesan WhatsApp, Kadis Agus Pramono pemberhentian terhadap Ratusan Tenaga Harian Lepas (THL) pekerja di bawah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru.
Pemberhentian itu dikabarkan setelah berakhirnya kontrak kerja mereka saat malam pergantian tahun 2021. Pesan WA dari Kepala DLHK Agus Pramono yang disampaikan langsung melalui Whatsapp Grup, “per 1 Januari 2020 ratusan THL itu tidak lagi bekerja”.
Menurut warga keluhan Camat masuk akal, karena Camat gak mungkin menyumpah seperti warga. Warga berharap Firdus dan kroninya mau betindak cepat,
“Jangan masalah fee dengan kontraktor yang dipikirkan sementara sampah warga dikorbankan,” tukas Ajo. [**]