Kasus Covid-19 Naik, Thailand Lakukan Pembatasan

Kamis, 07 Januari 2021 | 14:57:39 WIB

Metroterkini.com – Thailand melaporkan 527 kasus positif Covid-19, sebagian besar adalah pekerja migran yang sudah diisolasi. Pemerintah Thailand mengatakan mereka sedang mengetatkan pergerakan orang di seluruh negeri. 

Seperti dilansir dari APNews, Thailand sedang mengatasi peningkatan Covid-19 yang mendadak muncul setelah berbulan-bulan hampir tidak ada kasus transmisi domestik. Rumah sakit lapangan terus dibangun di beberapa bagian di lima provinsi yang memiliki kasus terbanyak. Banyak bagian besar dari negara tersebut, termasuk ibukota Bangkok, sedang berada di bawah aturan lockdown. 

Dilansir Thai PBS World, lima provinsi di pesisir Thailand di-lockdown pemerintah. Kelima provinsi tersebut adalah Samut Sakhon, Chon Buri, Rayong, Chanthaburi, dan Trat. Perjalanan menuju kelima provinsi tersebut sama sekali dilarang kecuali perjalanan penting. 

Sementara itu, Biro Rumah Tangga Kerajaan telah memerintahkan penutupan sementara beberapa tempat wisata dan budaya seperti The Grand Palace, Temple of the Emerald Buddha, Bang Pa-in Palace, Puping Palace, dan Chang Hua Mun Royal Project. Selain itu ada pula Museum Tekstil Queen Sirikit, Museum Silpa Paendin, dan Sala Chalerm Krung Royal Theatre sampai 31 Januari 2021. 

Pembatasan perjalanan Pemerintah Thailand mengatakan nantinya akan menambahkan pembatasan perjalanan antara provinsi yang mengalami peningkatan virus jadi terbatas hanya untuk transportasi barang-barang, kargo, dan perjalanan penting. 

Tak itu saja, mereka juga akan menambahkan checkpoint di beberapa titik jalan tertentu. Dalam konfirmasi kasus pada Selasa (5/1/2021), 439 di antaranya adalah migran, 82 merupakan transmisi lokal, dan enam merupakan pelaku perjalanan yang sedang dikarantina, berdasarkan data dari Pusat Administrasi Situasi Covid-19. 

Total kasus tersebut menurun dibandingkan jumlah total 745 kasus yang dilaporkan pada Senin (4/1/2021). 

Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di Thailand, sejak kasus pertama terdeteksi di sana pada Januari 2020 silam. Sebagian besar peningkatan kasus sejak Desember 2020 terjadi di Provinsi Samut Sakhon, tak jauh dari Bangkok. Provinsi tersebut merupakan tempat asrama bagi pekerja migran. Mereka juga bekerja di sana, di pasar ikan dan pabrik-pabrik. 

Rumah sakit lapangan yang didirikan di sebelah pasar merawat para migran yang terinfeksi. Walaupun pemerintah Thailand telah melarang aktivitas publik dan perkumpulan serta menutup sekolah, bar, dan tempat lain yang jadi tempat berkumpul orang-orang, mereka belum mengambil kebijakan seketat yang pernah mereka lakukan Maret 2020 lalu. 

Kebijakan ketat tersebut sebelumnya berhasil benar-benar menekan transmisi lokal. Mall dan toko serba ada tetap diperbolehkan buka dengan kewajiban jaga jarak. Sementara makan di restoran dibatasi hingga pukul 21.00 waktu setempat. 

“Kami tidak ingin melakukan lockdown di seluruh negara karena kami tahu masalahnya, apakah kalian semua bisa melakukan lockdown sendiri?” katanya seperti dilansir APNews. 

“Ini tergantung pada semua orang, jika kamu tidak mau terinfeksi maka tinggal di rumah selama 14-15 hari,” sambung dia. 

Pemerintah Thailand juga sedang berusaha keras untuk mendapatkan lebih banyak vaksin setelah pada awalnya sempat puas dengan penanganan Covid-19 mereka. 

Prayuth mengatakan pada Senin (4/1/2021), bahwa Thailand sedang berusaha untuk mengamankan 63 juta dosis vaksin. Jumlah tersebut bahkan tidak akan menutupi setengah dari populasi mereka. Sejauh ini, Thailand telah memiliki sekitar 28 juta dosis untuk tahun 2021. [**]
 

Terkini