Metroterkini.com - Jasad seorang pencari suaka politik asal Pakistan ditemukan di dekat Central Island, Toronto, Kanada pada hari Senin (21/12).
Sebelumnya pada hari Minggu, polisi Toronto mengumumkan aktivis politik Karima Baloch, mantan kepala organisasi mahasiswa di Pakistan, telah hilang.
Pada Senin dini hari, polisi mengkonfirmasi bahwa jenazah Karima telah diidentifikasi dan belakangan mengatakan bahwa Karima ditemukan dalam keadaan tewas.
Polisi berkata bahwa "tidak diyakini ada keadaan yang mencurigakan".
Bagaimana Karima menghilang?
Kakak perempuan Karima memberi tahu BBC Urdu bahwa kematian Karima menjadi kejutan besar bagi keluarga dan teman-temannya, serta bagi mereka yang berjuang untuk hak-hak Balochistan.
Mantan anggota organisasi mahasiswa dan kolega politik serta teman Karima, Latif Johar mengatakan kepada BBC bahwa pada hari Minggu sore, Karima berkata ia ingin jalan-jalan.
Ketika ia belum pulang dan tidak bisa ditemukan pada malam harinya, keluarganya menghubungi polisi. Mereka menemukan kartu perjalanan untuk trem yang menunjukkan lokasi terakhirnya di Central Island.
Tubuhnya ditemukan di dekat pulau tersebut.
Karima berasal dari Provinsi Balochistan yang kaya sumber daya namun bergejolak di Pakistan. Wilayah itu telah berjuang selama satu dekade untuk memisahkan diri dari Pakistan.
Angkatan bersenjata Pakistan dituduh menekan perjuangan melalui kekerasan, tuduhan yang mereka bantah.
Sebagai mantan ketua Organisasi Mahasiswa Balochistan (BSO) dan seorang aktivis yang vokal menuntut kemerdekaan dari Pakistan, kematian Karima menimbulkan kegemparan di kalangan politik dan nasionalis di seluruh Pakistan.
Siapakah Karima Baloch?
Pada tahun 2005, seorang gadis berada di garis depan unjuk rasa yang menuntut pengembalian orang hilang.
Hanya orang-orang yang ikut unjuk rasa itu yang mengenal Karima Baloch. Saat itu ia memegang erat foto salah satu kerabat dekatnya, Gohram, yang hilang.
Berasal dari sebuah keluarga di Ketch, barat daya Balochistan, orang tua Karima bukan pegiat politik namun dua pamannya adalah anggota gerakan politik di provinsi tersebut.
Selama bertahun-tahun, banyak kerabatnya "hilang" dan akhirnya ditemukan tewas. Sekarang hal yang sama terjadi pada Karima.
"Kami masih sulit menerimanya," kata saudara perempuan Karima, Mahganj Baloch, kepada BBC.
Sejak unjuk rasa pada tahun 2005 itu, Karima terus naik pangkat di BSO.
Pada tahun 2008, setelah wakil presiden senior BSO, Zakir Majeed, dihilangkan secara paksa, Karima terpilih sebagai wakil presiden junior.
Pemerintah Pakistan melarang organisasi mahasiswa, BSO, pada Maret 2013, atas tuduhan menerima dana asing untuk membuat kerusuhan di Pakistan.
Meskipun dilarang, Karima tetap menyebarkan pesan organisasi mahasiswa itu kepada banyak pengikutnya.
Belakangan, setelah salah satu anggotanya Zahid Baloch dihilangkan secara paksa, Karima terpilih sebagai ketua organisasi mahasiswa itu.
Ini pertama kalinya seorang perempuan dipilih sebagai ketua dalam sejarah organisasi yang telah berdiri sekitar 70 tahun itu.
Pada akhir tahun 2015, komite mahasiswa memutuskan akan lebih baik jika Karima pindah ke luar negeri karena semakin sulit baginya untuk secara terbuka menjalankan tugasnya.
Ia melanjutkan aktivitas politiknya dan akhirnya mencari suaka di Kanada, tempat ia belajar ekonomi di Universitas Toronto.
Ini adalah waktu yang sulit untuk mengelola organisasi karena banyak anggotanya yang telah hilang, diculik, atau ditemukan tewas.
Pada 2016, Karima Baloch masuk dalam daftar tahunan BBC 100 Women, ajang penghargaan bagi para perempuan inspiratif dan berpengaruh atas pencapaiannya sebagai aktivis.
Ia mengucapkan terima kasih kepada BBC atas kehormatan tersebut, dan mengirim twit yang berbunyi, "Saya berbagi penghargaan ini dengan para perempuan inspiratif yang tak terhitung jumlahnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Balochistan. Jangan pernah menyerah."
Adik Karima, Mahganj, mengatakan kepada BBC bahwa selama Karima berada di luar negeri, pamannya, Noor Ahmed Baloch, hilang.
Mayatnya ditemukan pada Januari 2018.
Mahganj mengklaim bahwa selama pamannya hilang, keluarganya dikirimi pesan yang meminta Karima mengakhiri kegiatan memperjuangkan kemerdekaan Balochistan atau pamannya akan dibunuh.
Tapi Mahganj berkata Karima menolak.
Karima mengakhiri masa jabatannya sebagai ketua BSO pada tahun 2018.
Ia menikah dengan seorang pekerja politik di Kanada, Hammal, dan terus mengangkat isu-isu terkait dengan Balochistan di berbagai konvensi dan seminar.
`Saya tidak mencari suaka untuk melindungi nyawa saya`
Dalam wawancara dengan BBC pada Januari 2016 dari Toronto, Karima berkata bahwa aksi protesnya menentang "penghilangan paksa dan operasi negara" di tanah airnya.
"Saya tahu bahwa apa yang terjadi pada rekan-rekan saya di rumah bisa terjadi pada saya juga," katanya.
"Saya tidak mencari suaka untuk melindungi nyawa saya. Saya di sini untuk memberi tahu dunia tentang situasi saat ini di Balochistan. Untuk memberi tahu mereka apa yang terjadi pada kami di negara asal kami. Saya percaya itu adalah tanggung jawab saya."
"Saya belum meninggalkan Balochistan. Ia selalu bersama saya. Keputusan untuk kembali ke Balochistan kapan pun saya mau adalah milik saya. Saya tidak akan membiarkan Pakistan membuat keputusan itu untuk saya," imbuhnya.
Secara khusus, dia mengkritik rencana kolaborasi dalam usaha ekonomi dengan China.
"Koridor Ekonomi China-Pakistan yang tengah berlangsung dirancang untuk menipu orang-orang Balochistan," ujarnya.
"Mereka yang berasal dari sana diminta untuk pindah atau dibuat tidak nyaman sehingga mereka pergi atas kemauan mereka sendiri. Proyek ini akan mengubah demografi Balochistan."
Tuntutan untuk investigasi
Keluarga Karima saat ini tidak memberikan komentar kepada publik. Hanya saudara perempuannya yang berbicara dengan BBC.
Tetapi organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, dan rekan-rekan Karima di seluruh dunia menuntut penyelidikan menyeluruh atas kasus tersebut.
Juru bicara Partai Republik Baloch, Sher Muhammad Bugti, menulis di Twitter, "Kematian mendadak Karima Baloch adalah hal yang traumatis. Adalah tugas Pemerintah Kanada untuk menyelidiki insiden ini dan memberi tahu keluarganya dan negara Baloch tentang semua fakta.
Awal tahun ini, pencari suaka lainnya dari Balochistan, jurnalis Sajid Hussain Baloch, hilang dan akhirnya ditemukan dalam keadaan tewas di Swedia.
Polisi Swedia mengatakan tidak ditemukan "kesalahan yang tampak" dalam laporan otopsi awal dan kemudian menemukan penyebab kematian adalah tenggelam.
Kasusnya sekarang sudah ditutup. Karima dan Sajid memiliki hubungan saudara. [BBC]