Cerita Adik Mahfud MD saat Rumah Dikepung Simpatisan HRS

Rabu, 02 Desember 2020 | 16:30:56 WIB

Metroterkini.com - Adik bungsu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Siti Marwiyah menceritakan situasi ketika rumah yang ditinggali ibu kandungnya, Siti Khadidjah, di Kabupaten Pamekasan, Madura Jatim dikepung oleh ratusan orang. 

Peristiwa yang menimbulkan ketakutan itu terjadi pada Selasa (1/12/2020) kemarin. Marwiyah menuturkan, ketika kejadian penggerudukan tersebut terjadi, sang ibu baru saja menyelesaikan ibadah salat Dzuhur dan beristirahat. 

"Kejadian kemarin siang setelah salat Dzuhur ibu sedang istirahat," ucapnya dalam tayangan video, Rabu (2/12/2020). 

Kemudian, suara bising mulai terdengar saat sekelompok orang mendatangi rumah sambil berteriak-teriak. Tak hanya berteriak, massa tersebut sampai menaiki pagar rumah. 

"Kemudian ada ramai di depan sampai gedor-gedor sampai naik-naik pagar. Kebetulan kakak saya melihat bersama ibu saya, mereka merasa ketakutan," tuturnya. 

"Yang tinggal di rumah ini yang kemarin ketika ada demo kebetulan habis salat. Ibu ini usianya sudah 90 tahun, dan di rumah ini memang hanya tinggal berdua plus ada dua perawat untuk merawat ibu saya dan satu pembantu," tuturnya. 

Marwiyah lebih jauh menuturkan, setelah itu salah seorang perawat yang berada di rumah kemudian meneleponnya untuk memberitahukan peristiwa yang terjadi. Setelah itu, Marwiyah langsung melakukan koordinasi dengan Kapolres setempat. 

"Kami di keluarga kami juga, begitu perawat telepon-telepon semua untuk menginfokan bahwa di luar itu ramai, ya kami langsung koordinasi dengan Pak Kapolres juga," ujarnya. 

Diketahui, massa yang mengatasnakan umat Islam Pamekasan mengepung rumah ibunda Menko Polhukam Mahfud MD di Jalan Pintu Gerbang, Kelurahan Bugi, Pamekasan, Madura, sekitar pukul 14.00 WIB, Selasa (1/12/2020). Peristiwa tersebut terekam dalam video dan tersebar lewat aplikasi chatting. Dalam video viral berdurasi 32 detik tersebut, massa didominasi laki-laki. 

Mereka mengenakan busana muslim, mulai dari baju koko, sarung, lengkap dengan kopiah, dan sorban. Dalam video itu juga terdengar seseorang yang menjelaskan jika gambar tersebut diambil di depan rumah Mahfud MD. Massa lainnya tampak mengabadikan momen. 

“Rumah Mahfud dikeppong (dikepung). Rumah menteri  dikeppong,” begitu suara yang terdengar dalam video dengan logat bahasa Madura. Massa sebagian besar menumpang mobil bak terbuka. Sebagian lagi mengendarai kendaraan pribadi seperti mobil dan motor. Kendaraan mereka kemudian diparkir di pinggir jalan. Massa terlihat berteriak-teriak di depan rumah yang ditempati ibunda Mahfud MD itu. 

"Mahfud, Mahfud keluar Mahfud," teriak massa. 

Selanjutnya massa melemparkan selebaran yang isinya adalah permintaan agar tidak ada penahanan terhadap Habib Rizieq Shihab (HRS). Aksi mereka berlangsung singkat sekitar 10 menit. Karena rumah kosong, akhirnya massa kembali ke atas truk dan meninggalkan lokasi. 

“Massa datang naik truk. Lalu berteriak meminta Mahfud keluar, sambil menggedor-gedor pagar, lalu melempar selebaran,” kata Halili, tetangga sebelah rumah Ibunda Mahfud. 

Selang beberapa menit kemudian, tiba empat personel polisi yang langsung menjaga di depan rumah Ibunda Mahfud MD. 

Sebelumnya, massa tersebut awalnya melakukan aksi unjuk rasa di Mapolres Pamekasan, sekitar pukul 13.00 WIN. Mereka berdemo meminta agar Polisi tidak menahan Habib Rizieq Shihab. Massa datang ke Mapolres Pamekasan menggunakan puluhan dump truk. 

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, massa sempat ditemui Kapolres Pamekasan AKBP Apip Ginanjar. 

Setelah dari Polres, ternyata massa bergerak ke kediaman ibunda Mahfud MD. 

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menambahkan, Kapolres Pamekasan sudah turun langsung untuk mengamankan situasi. Kapolres juga sudah membubarkan massa dengan cara preemtif. 

“Masssa juga diimbau untuk tidak terprovokasi. Kejadian itu hanya berlangsung lima menit dan massa sudah kembali ke tempat masing-masing,” ujarnya. Dia menambahkan, sejauh ini tidak ada kerusakan dalam kejadian saat rumah Mahfud MD dikepung. 

Menurutnya, kedatangan massa itu hanya bersifat spontan dan bisa ditangani dengan baik oleh kepolisian setempat. [**]

Terkini