Metroterkini.com - Riset yang dilakukan oleh Universitas Oxford menemukan bahwa orang yang memainkan video game dalam periode waktu yang lama cenderung lebih bahagia daripada mereka yang tidak memainkan video game.
Studi yang dilakukan oleh Oxford Internet Institute ini fokus pada dua game yaitu Animal Crossing: New Horizons dan Plant vs Zombies: Battle for Neighborville.
Dilansir dari BBC, Selasa (17/11/2020) studi ini memanfaatkan data anonim yang dibagikan oleh pengembang kedua game tersebut tentang durasi partisipan saat memainkan game.
Data ini kemudian dikaitkan dengan survei di mana gamer menjawab beberapa pertanyaan tentang kesehatan mental mereka. Secara total ada 3.274 gamer yang mengikuti riset ini dan semuanya berusia 18 tahun ke atas.
Nintendo membagikan data yang fokus pada durasi bermain game Animal Crossing: New Horizons. Sedangkan EA turut membagi performa in-game gamer di game Plants vs Zombies: Battle for Neighborville. Performa ini mencakup pencapaian mereka dan emoji yang digunakan untuk mengekspresikan dirinya.
Prof Andrew Przybylski yang memimpin riset ini mengatakan ia terkejut melihat hasilnya.
"Jika kalian memainkan Animal Crossing selama empat jam sehari, setiap hari, kalian kemungkinan akan merasa jauh lebih bahagia daripada mereka yang tidak," kata Przybylski.
"Itu bukan berarti Animal Crossing saja bisa membuat kalian merasa senang," sambungnya.
Przybylski menambahkan riset sebelumnya yang dilakukan selama 40 tahun terakhir mengindikasikan bahwa semakin lama seseorang memainkan video game, mereka merasa semakin tidak bahagia.
Tapi untuk riset kali ini, Przybylski mengatakan salah satu alasan mengapa hasilnya bisa berbeda adalah karena kedua game ini memiliki fitur sosial, di mana gamer bisa saling berinteraksi dengan karakter yang dikendalikan pemain lain.
"Saya rasa orang-orang tidak mungkin menghabiskan banyak waktu main game dengan aspek sosial kecuali mereka senang memainkannya," kata Przybylski.
"Ini seperti pendingin air digital," imbuhnya, mengindikasikan kedua game ini merupakan cara baru untuk bersosialisasi secara online.
Namun, Przybylski mengatakan mereka yang terpaksa bermain game, misalnya untuk melarikan diri dari stres di kehidupannya, melaporkan bahwa mereka merasa kurang puas.
Ke depannya, Przybylski berharap lebih banyak developer game mau membagikan data serupa agar ilmuwan bisa meneliti game dan gamer secara lebih ekstensif.
"Ini seperti membiarkan psikolog mempelajari semua taman bermain di dunia. Kita mungkin membangun teori perundungan atau mempelajari bagaimana orang membangun persahabatan baru," pungkas Przybylski. [**]