Metroterkini.com - Gotong royong merupakan tradisi masyarakat asli bangsa Indonesia. Setiap suku dan daerah di Indonesia pasti memiliki tradisi gotong-royong yang telah mendarah daging. Namun gotong-royong memiliki sebuat tersendiri untuk setiap suku dan daerah termasuk, masyarakat Batak.
Masyarakat Batak di Persimpangan Tiga, jalan Antara dan Cempaka di kelurahan Panipahan Kota Kecamatan Pasir Limau Kapas Rokan Hilir Riau, Beberapa warga Batak melakukan kerja bakti (gotong-royong) atau khususnya Batak Karo gotong royong disebut Marsiadapari.
Kata Marsiadapari berasal dari kata mar-sialap-ari yang berarti: kita berikan dulu tenaga dan bantuan kita kepada orang lain baru kemudian kita minta dia membantu kita. Maknanya yang sangat dalam, tanam dulu baru petik kemudian.
Siadapari, marsialapari, marsirimpa, atau marsirumpa, apapun sebutannya, prinsipnya adalah gotong royong. Marsiadapari adalah gotong royong yang dilakukan beberapa orang secara serentak (rimpa atau rumpa) di ladang masing-masing secara bergiliran, agar pekerjaan yang berat dipikul bersama hingga meringankan beban kumpulan.
“Dokdok rap manuhuk, neang rap manea (berat sama dipikul, ringan sama dijinjing)", berat sama di pikul begitulah salah satu prinsip marsiadapari..
Salah satu warga Datu Manurung mengatakan, kegiatan kita pada kali ini adalah untuk mengantisipasi sebelum jalan ini ambruk, akan lebih baik di perbaiki dari pada membuat baru, artinya lebih bagus mencegah dari pada mengobati.
"Untuk dana yang kami butuh kan adalah di kumpul kan dari warga setempat secara sukarela agar bisa di perbaiki secepatnya".
Lurah Panipahan Kota Rufaizal, mengatakan ada pun dana yang di kumpul kan dari warga kita akan lakukan penambahan sesuai dengan kemampuan.
"Saya sangat aprisiasi dengan warga jalan Cempaka dan jalan antara bisa bekerjasama yang baik, sehingga bisa terlaksana apa yang mereka inginkan dan ini perlu kita acungi jempolkan," tutupnya. [mus]